Cerah langit membiru, dibalik dedaunan hijau batang aru. Awan bersusun bagaikan embun pagi yang teratur.Â
Sang awan nan cerah pun menari, mengantarkan angin melewati sang mentari.Â
Deburan ombak tak bercagak, mengitari pasir pantai yang tak retak.Â
Terpejam mata dalam lamunan, sebagai pengantar jiwa menutur raga.Â
Hening dalam ramai, hingga jiwa menyatu dibatas pantai, menghantarkan penutur fatwa, sang pengais cinta.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!