Sepoi angin berganti gemuruh, ombak riak terus berlabuh, pengantar riwayat eluh berpeluh.
Terang senja dilangit merah, mencicip suka berubah duka, cipta gelap yang tak bersuara.Â
Terbalas rintik dengan sejuta ara, tetesan air mata pembukti luka, teredam teriakan tanpa suara.Â
Meradang gemuruh pecah membahana, pengantar luka menepis suka.Â
Lantas, kekayuan angkuhpun tak lagi kokoh berdiri, tersapu riak berganti anjangsana.Â
Angkuh, tak terbayar peluh.Â
Suka, tertutup luka.Â
Senja merah, dibatas duka.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H