Mohon tunggu...
Khairu Syukrillah
Khairu Syukrillah Mohon Tunggu... Relawan - Aceh | khairuatjeh@gmail.com | IG @khairusyukrillah

Berbuat baiklah bukan karena surga, tapi karena tuhan sudah sangat baik kepada kita

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Selamat Jalan, Kawan

11 Maret 2020   00:05 Diperbarui: 11 Maret 2020   00:16 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi begitu cerah, berganti awan gelap yang menyelimuti, diiringi suara bangau penguasa rawa yang berdiri tegak diatas bakau.

Sesekali kewat sang petarung air tanpa kenal kalah, tanpa kenal lelah dan tanpa kenal rasa salah.

Hilir mudik para pengguna sungai, mereka berperahu dengan riang gembira, walau sesekali diiring harapan cemas sang penunggu kedamaian. 

Suara desing mesin perahu pun menggelegar tanpa ampun. Tarikan tuas berkeringat nahkoda menjadi saksi akan sigapnya gesitan sang pembawa perahu.

Tiba-tiba suara menggelegar, dicampur kebisingan alam yang biasa tak ramai, jeritan-jeritan tak kenal lantang serta tangisan hisak histeris tanpa iringan menyelimuti sungai Sebangau.

Hari cerah berubah menjadi kelam, awan biru berubah menjadi hitam, burung bangau rawa diatas bakau pun terbang tak terlihat menjadi saksi.

Tuhan telah menggariskan untuk sebuah penjemputan kepada mu kawan, Tuhan telah merencanakan tanpa gagal, Tuhan telah berucap tanpa terdengar dan Tuhan telah mengadili tanpa perlu pengadilan, Tuhan telah memilih tanpa banyak pilihan.

Kini, engkau telah tenang bersamaNYA. Tak ada lagi kesakitan yang engkau rasakan, hanya senyum kedamaian yang akan terus engkau lontarkan kepada kami para rimbawan tanpa kepentingan.

Kawan, engkau adalah pahlawan perjuangan. Engkau adalah lentera yang tak pernah padam, dan engkau adalah sukma bangsa tanpa perlu balas jasa.

Kami singsingkan lengan baju, kami angkat topi dan penghangat di leher, sebagai penghormatan akhir kepada mu kawan, sebagai pelepas kerinduan yang berakhir pada jasad.

Kawan, pergilah. Pergilah dengan damai dan tenang. Pergilah dengan bekal yang telah engkau siapkan tanpa ketakutan. Pergilah dengan kesiapan tanpa kecemasan. Pergilah dengan senyuman kedamaian.

Kami paham, kami akan merasakan sebuah rasa yang bernama rindu untuk sebuah candaan yang berujung tawaan. Tapi kami yakin, kita akan kembali bersama tanpa batas sang pembatas.

Terimalah doa kami Tuhan, sampaikan doa kami kepada mereka para kusuma bangsa pilihan mu Tuhan. Akan kami genggam disebuah genggaman doa-doa terbaik kami dalam menjalani proses kehidupan.

Terimakasih kawan, jasa-jasa mu bagaikan sukma bangsa yang tak terbalaskan. 

Sebangau adalah saksi terindah dalam melepas senyumanmu menuju ke pangkuan Tuhan.

Pray For Sebangau.

Brebes, 11 Maret 2020

KBC-24 | Kompasianer Brebes

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun