Mohon tunggu...
Khairu Syukrillah
Khairu Syukrillah Mohon Tunggu... Relawan - Aceh | khairuatjeh@gmail.com | IG @khairusyukrillah

Berbuat baiklah bukan karena surga, tapi karena tuhan sudah sangat baik kepada kita

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Lentera Itu Meredup

10 Maret 2020   23:04 Diperbarui: 10 Maret 2020   23:08 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Disudut ruangan yang gelap, sayup-sayup terdengar desis sang penguasa malam yang tak pernah nampak diwaktu siang.

Sejalan dengan denting jam kuno disudut ruang berkursi kayu tak berpenghuni. Tiba-tiba sang lentera tak berkawan pun mulai meredup tak lagi bercahaya tajam.

Hilir mudik suara penguasa malam menghibaskan sayap tanpa teriakan juga mengiring jalannya sang malam.

Disudut kursi, senar gitar tak bertuan pun ikut membisu tanpa nada, yang biasanya ramai ketika menikmati sepi, kini sepi dengan keramaian tanpa suara.

Lentera itu mulai redup kawan, lentera itu tidak mati, namun tidak bercahaya dalam gelap. Lentera yang biasa tajam benderang, kini sayu lesu bagaikan suara lantang yang membisu.

Lentera itu meredup kawan.

Brebes, 10 Maret 2020

KBC-24 | Kompasianer Brebes

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun