Berkomunikasi tanpa berbicara panjang dan hanya dilakukan dengan sebuah sebutan didalam panggilan untuk orang yang terkasih, tersayang bahkan tersegalanya terkadang memang penuh misteri dan sensasi. Panggilan itu sendiri terkadang aneh didengar namun dapat dirasakan dalam getaran jiwa, apalagi jika dilontarkan kepada seseorang yang sedang kasmaran.
Panggilan-panggilan aneh ini memang menjadi simbolik tersendiri bagi yang memang memahami, baik yang memanggil ataupun yang ditujukan dalam memanggil. Kita sebut saja pelaku simbolik ini adalah aktor simbolik.
Arti simbolik itu sendiri merupakan lambang yang membandingkan suatu hal dengan simbol lain, dapat berupa lambang, kata, tokoh, hewan, ataupun benda. Simbol yang digunakan dalam konteks penulis kali ini lebih kepada mempunyai makna tertentu yang mewakili suatu hal yang ingin disampaikan oleh aktor simbolik.
Secara harfiah komunikasi memang sebutan atau panggilan memiliki nilai penting bagi komunikator utama dalam menyampaikan pesan kepada komunikan diujung kalimat atau kata dalam berkomunikasi. Misalnnya, dalam konteks berpacaran, komunikator laki-laki akan memanggil komunikan perempuan dengan sebutan Sayang yang terkadang disingkat "say", atau sebaliknya. Selain itu juga kalangan kasmaran sering menggunakan panggilan Bunda atau Bun, yang jika diulang maka terucap " bun-bun" Sebagai panggilan disaat berkomunikasi.Â
Terasa sepele memang, namun panggilan ini dimaknai sangat penting dan mampu menghantarkan kita kepada sebuah rangsangan berfikir bahkan berujung pada semangat dalam beraktifitas.
Sebagai contoh kasus lapangan ketika penulis mengobservasi pelaku atau aktor simbolik sebagai komunikator salah satunya sebut saja Kang Bun Bun (bukan nama sebenarnya), beliau saat itu berada pada kenderaan yang sama ketika perjalanan dari kota B menuju kota S. Dalam perjalanan tersebut Kang Bun-Bun melakukan komunikasi melalui celulernya, yang penulis sendiri memang tidak begitu paham apa saja isi obrolan tersebut.
Singkat cerita, begitu tiba dikota S, Kang Bun Bun yang sedari tadi  bertelefon ria, pada akhirnya mendapatkan sebuah sebutan baru dengan sebutan Bun-Bun dari teman-teman yang mendengarkan.
Sebutan Bun-Bun ini muncul ketika ada pemaknaan yang memang pada akhirnya melekat pada si Komunikator yang penulis ceritakan tadi, namun menariknya adalah ketika si komunikator ini selesai bertelefon hingga mendapatkan label Bun-Bun dari para tim yang mendengarkan, ada sebuah motivasi baru yang penulis perhatikan, diantaranya adalah bagaimana sikap dan semangat yang muncul dari pemaknaan kata Bun Bun yang dilabelkan, sehingga berujung kepada sebuah motivasi baru dalam beraktifitas.
Artinya, sebuah panggilan untuk seseorang yang kita anggap sepesial didalam hidup kita memang sangatlah penting, apakah dengan sebutan sayang, bun-bun, cinta, cin-cin dan lain sebagainya. Sehingga dengan panggilan dan sebutan tersebut maka akan menjadi sebuah pemicu semangat baru dan motivasi baru dalam beraktifitas.Â
Perlu replikasi kepada kaum muda, bahwa panggilan mesra dapat menumbuhkan kasih sayang yang luar biasa, bukan hanya sekedar teori melainkan bukti bahwa panggilan mesra apapun bentuknya akan memaknai komunikasi ketika dijalankan, maka jangan sungkan untuk terus menciptakan simbolik baru yang dapat dimaknai didalam berkomunikasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H