Mohon tunggu...
Muhammad Khairur Rasyid
Muhammad Khairur Rasyid Mohon Tunggu... Jurnalis - Pria bermartabat dan jurnalis

Salah satu Penggiat tulis menulis, dan merupakan Jurnalis kampus

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Eratkan Silaturahmi di Tengah Pandemi, Universitas Esa Unggul Gelar Halalbihalal Virtual

29 Mei 2020   12:49 Diperbarui: 29 Mei 2020   12:46 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Esaunggul.ac.id, Universitas Esa Unggul menggelar halal bihalal secara virtual dalam suasana Idul Fitri dengan mengangkat tema "Religius Human Literacy New Challenge dan New Response," yang digelar via Aplikasi ZOOM, Kamis (28/05).

Acara ini dihadiri oleh seluruh lapisan Sivitas Esa Unggul mulai dari Pejabat Rektorat, Dekanat, yayasan, Dosen, Lembaga dan Biro serta perwakilan mahasiswa. Halal bihalal Universitas Esa Unggul terlebih dahulu diawali degan pembacaan Kitab Suci Al-quran dan dilanjutkan dengan penyampaian sambutan oleh Ketua Panitia Halal Bihalal Virtual UEU dan Rektor Universitas Esa Unggul, Dr. Ir. Arief Kusuma, A.P., MBA, IPU.

Dalam Sambutannya, Dr. Ir. Arief Kusuma, A.P., MBA, IPU., terlebih dahulu mengucupkan selamat hari raya Idul kepada segenap Sivitas Akademika Universitas Esa Unggul, dirinya pun mengatakan meskipun dilakukan secara online, mudah-mudahan silaturami halal bihalal virtual ini tidak mengurangi semangat serta esensi dari Halal Bihalal.

dokpri
dokpri

Arief melanjutkan pada ramadhan dan hari raya tahun ini banyak hal berbeda yang dirasakan oleh seluruh masyarakat. Perbedaan ini mungkin dirasa mengurangi esensi dari Ramdhan dan hari raya, namun sesungguhnya, lanjut Arief semua yang terjadi tentunya terdapat hikmah yang bisa diambil sebagai sebuah pelajaran.


"Mungkin banyak dari kita yang merasakan perbedaan nuansa dan suasana Ramdhan dan hari raya tahun ini, tapi banyak hal juga yang bisa kita dapatkan untuk dijadikan hikmah dan pelajaran, seperti kita bisa lebih dekat dengan keluarga di rumah, ataupun kita bisa lebih khusyuk dalam mengerjakan ibadah di rumah," terangnya.


Kemudian, Arief melanjutkan salah satu hikmah lainnya yang didapatkan oleh kita pada Ramadhan tahun ini ialah arti sebuah konsistensi dalam melakukan berbagai hal baik ibadah, pekerjaan maupun hubungan antar manusia.


"Efek dari Pandemi saat Ramdahan ini kita semakin memahami arti sebuah konsistensi dalam berbagai hal, seperti saya sendiri dan keluarga menjadi terus  konsisten dalam berbidah. Bahkan dari kita pun menjadi imam dan khatib dalam shalat sunnah idul Fitri ini merupakan sebuah pelajaran bagi kita semua dan menjadi momentum yang tidak terlupakan," ucapnya.

Memanfaatkan Situasi Untuk mengenal Diri dan Tuhan


Dalam Materi Halal Bihalal yang mengangakat tema Religius Human Literacy New Challenge dan New Response, narasumber yang menyampaikan materi yakni KH. Abdul Wahid Makhtub (Gus Wahid). Dalam materinya Gus Wahid menerangkan tentang pentingnya untuk beradaptasi dengan segala tantangan dan realitas global yang saat ini berkembang.


Dalam berdaptasi  dengan tantangan dan realitas global yang saat ini kita sebut sebagai sebuah New Normal, masyarakat akan menghadapi VUCA, Vuca di sini ialah Volatile (Perubahan  pendirian), Uncertain (Ketidakpastian), Complex (Rumit), dan Ambiguos (ketidakjelasan). Untuk itu masyarakat harus membekali diri mereka dengan VUCA lainnya yakni Vision, Understanding, Clarity and Agility.


Mantan Dubes RI untuk Qatar ini melajutkan banyak hal yang dapat kita maknai dalam menghadapi situasi new normal tersebut, salah satunya dengan makin mengenal diri dan mengenal tuhan.


"Selama ini mungkin banyak dari kita belum mengenal diri sendiri, padahal dalam menghadapi situasi seperti ini mengenal diri sendiri merupakan hal yang penting untuk dilakukan, karena manusia itu terbagi menjadi mahluk yang Fisikal dan mahluk metafisikal," terangnya.
Mahluk Metafisikal, lanjut Gus Wahid membutuhkan sebuah konsep dalam diri untuk lebih mengenal dirinya dengan kepercayaan, kebenaran dan kasih sayang. Hal inilah yang membedakan antara manusia dan robot.


"Teknologi yang berkembang saat ini mungkin memudahkan kita dalam mengerjakan berbagai hal, robot serta artificial intelegent mungkin dapat mengerjakan apapun yang dilakukan manusia, tapi yang tidak dipunyai oleh robot ialah nyawa," terangnya.


Untuk itu, dengan kelebihan yang dimiliki oleh manusia, yang dapat merasakan, mempercayai, serta mengenal sejumlah nilai-nilai, mengenal diri sendiri menjadi salah satu hal yang penting dilakukan agar terhindar dari penyakit psikis, seperti depresi dan stress yang saat ini banyak diidap oleh banyak orang yang memunculkan Suicide (bunuh diri).


Gus Wahid berharap kondisi yang dihadapi oleh masyarakat saat ini mampu memberikan kesadaraan untuk membuka diri dengan mengenal diri sendiri sehingga dapat mengenal tuhannya, momentum ini sangat tepat selain karena selepas bulan ramadhan, kondisi pandemi corona ini mampu membuat kita mengambil hikmah serta pelajaran untuk masa depan yang lebih baik.


Acara Halal bihalal ini diakhiri dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh Sivitas Esa Unggul, selain itu sebelum ditutup, halal bihalal ini juga mengajak pimpinan rektorat, dekananat serta lembaga untuk mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri secara Online.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun