Saham adalah surat berharga yang menunjukan kepemilikan perusahaan pemegang saham memiliki hak klaim atas deviden atau distribusi lain yang dilakukan perusahaan kepada pemegang saham lainnya.Â
Saham merupakan secarik kertas yang menunjukan hak modal (yaitu hak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut menjalankan haknya.1 Saham merupakan salah satu dari beberapa alternatif yang dapat dipilih untuk berinvestasi.Â
Investasi dengan membeli saham suatu perusahaan, berarti investor telah menginvestasikan dana dengan harapan akan mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan kembali (Return) saham tersebut.Â
Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat tersebut dan porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan dalam perusahaan tersebut.2 Sifat dasar investasi saham adalah memberikan peran bagi investor dalam memperolah laba perusahaan.Â
Setiap pemegang saham merupakan sebagian pemilik perusahaan, namun hak tersebut karena pemegang saham berhak atas bagian penghasilan perusahaan hanya setelah seluruh kewajiban perusahaan dipenuhi.Â
Saham syariah adalah instrumen atau surat berharga yang diperdagangkan di Bursa Efek Syariah berbentuk penyertaan modal (kepemilikan atau saham) dan sukuk. Penyertaan modal atau saham merupakan salah satu bentuk penanaman modal dalam suatu entitas (badan usaha) yang dilakukan dengan menyetorkan sejumlah dana tertentu dengan tujuan untuk menguaai sebagian kepemilikan atas perusahaan.3 Saham syariah adalah saham-saham yang memiliki karakteristik sesuai dengan syariah islam atau yang lebih dikenal dengan Syariah Compliant.
Jenis -- jenis saham
Pada transaksi jual beli di Bursa efek, saham merupakan instrumen yang paling dominan diperdagangkan. Ada beberapa sudut pandang untuk membedakan sudut-sudut saham, yaitu :
Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaimÂ
- Saham Biasa
Saham biasa merupakan saham yang memiliki hak klaim berdasarkan laba atau rugi yang diperoleh perusahaan. Bila terjadi likuiditas, pemegang saham biasa yang mendapatkan prioritas paling akhir dalam pembagian deviden dari penjualan asset perusahaan. Ciri-ciri dari saham biasa adalah sebagai berikut :
Deviden dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba.
Memiliki hak suara.
Hak memperoleh bagian kekayaan perusahaan paling akhir apabila bangkrut setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.
- Saham Preferen
Saham Preferen merupakan saham dengan bagian hasil yang tetap dan apabila perusahaan mengalami kerugian maka pemegang Saham Preferen akan mendapat prioritas utama dalam pembagian hasil atas penjualan asset. Saham Preferen mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham basa. Adapun ciri-ciri paling dahulu memperoleh deviden :
Memiliki hak yang paling dahulu memperoleh deviden.
Tidak memiliki hak suara.
Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam pencalonan pengurus.
Memiliki hak pembayaran sebesar nilai nominal saham lebih dulu setelah kreditur apabila perusahaan mengalami likuiditas.
Ditinjau dari kinerja perdagangan
Jenis-jenis saham ditinjau dari segi perdagangan terdiri dari :
- Saham Perusahaan Unggulan
Saham biasa dari suatu perusahaan publik (Emiten) yang memiliki reputasi tinggi sebagai pemimpin di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar deviden.
- Saham Deviden Berkembang
Saham dari satu emiten yang memiliki kemampuan membayar deviden lebih tinggi dan rata-rata deviden yang dibayar pada tahunan sebelumnya. Perusahaan publik atau emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan deviden tunai. Emiten ini tidak suka menekan laba dan tidak mementingkan potensi.
- Saham Pendapatan Berkembang
Saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi sebagai pemimpin di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.
- Saham Spekulasi
Saham sebuah perusahaan publik yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi, dimana emitennya mampu memberikan deviden yang tinggi sebagai dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa resesi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H