Khairunnisa Umar1, Novianty Djafri2
Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo
Abstrak
Perbaikan yang berkelanjutan merupakan suatu perbaikan yang dilakukan oleh organisasi yang bersifat terus menerus, konstan, dan reguler dengan melibatkan seluruh elemen organisasi diberbagai tingkatan. Patok duga merupakan suatu proses belajar secara sistematika dan terus menerus untuk menganalisis tata kerja terbaik untuk menciptakan dan mencapai tujuan dengan prestasi kelas dunia, denga membandingkan setiap bagian. Patok duga muncul pada awal tahun 1980, tetapi baru tahun 1990 mulai populer sebagai alat untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Tujuan utama patok duga untuk menemukan kunci atau rahasia sukses dan kemudian mengadaptasi dan memperbaikinya untuk diterapkan pada perusahaan yang melaksanakan patok duga tersebut. International Benchmarking Clearinghouse menetapkan suatu kode etik yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam kegiatan patok duga.
Pendahuluan
Perbaikan yang berkelanjutan merupakan suatu perbaikan yang dilakukan oleh organisasi yang bersifat terus menerus, konstan, dan reguler dengan melibatkan seluruh elemen organisasi diberbagai tingkatan. Konsep tersebut diperkenalkan bersama dengan Total Qualiti Manajemen. Secara histori, perbaikan yang berkelanjutan dilaksanakan oleh perusahaan sekitar abad ke-18, dimana para pemimpin melakukan perbaikan terhadap pekerja dan program insentif sehingga mampu merubah organisasi kearah yang lebih baik. Pengembangan berbagai metode dilakukan untuk membantu para manajer menganalisis dan mengatasi permasalahan, khususnya dibidang produksi dengan pendekatan saintifik. Salah satu aktifitasnya adalah perbaikan berkelanjutan, program tersebut kemudian diperkenalkan oleh Deming, Juran, dan Gilbret di Jepang dan berkembang lebih luas.
Menurut Jerome S. Arcaro (2005), ada lima pilar mutu yang sangat menentukan bagi sekolah yang bermutu total, yaitu fokus pada kostumer, keterlibatan total, pengukuran, komitmen, dan perbaikan berkelanjutan. Implementasi kelima pilar mutu dalam pendidikan yang menghasilkan sekolah unggul atau sekolah berstandar internasional tidak dapat dipisah-pisahkan.
Perbaikan berkelanjutan sebagai salah satu pilar mutu dalam mewujudkan sekolah yab bermutu total difokuskan pada tujuh faktor diantaranya: (1) iklim yang kondusif, (2) keterlibatan stakeholders sebagai pelanggan internal dan eksternal dalam perencanaan mutu, (3) tercapainya harapan terhadap prestasi akademik, (4) kesempatan, tanggung jawab, dan partisipasi siswa, (5) pemberian ganjaran dan insentif sekolah, (6) tata tertib dan disiplin sekolah, (7) pelaksanaan kurikulum dan proses pembelajaran disekolah.
Metode penelitian
Pada penelitian ini menggunakan metode library research, yakni dengan mempelajari dan menganalisis berbagai referensi, artikel jurnal, buku dan penelitian terdahulu yang berhubungan dengan obyek penelitian, serta beberapa sumber lain yang mendukung penelitian ini. Hal ini disebablkan karena penelitian ini tidak akan lepas dari literatur ilmiah. Dan diperoleh dari data yang relevan terhadap permasalahan yang sedang diteliti dengan melakukan studi pustaka seperti buku, jurnal, artikel, dan penelitian terdahulu. Pada penelitian ini peneliti melakukan beberapa tahapan diantaranya yaitu pengumpulan, analisi, dan penyajian data.
PembahasanÂ