Mohon tunggu...
khairunnisa nur safitri
khairunnisa nur safitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Mercu Buana

Nama: Khairunnisa Nur Safitri NIM: 43223010018 Jurusan: S1 Akuntansi Fakultas: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Nama Dosen: Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebatinan Ki Ageng Suryomentaram pada Upaya Pencegahan Korupsi dan Transformasi Memimpin Diri Sendiri

19 November 2024   22:21 Diperbarui: 19 November 2024   22:22 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

2.2 Kepemimpinan Diri sebagai Langkah Awal dalam Kepemimpinan Sosial
      Konsep kepemimpinan diri adalah inti dari ajaran Ki Ageng Suryomentaram. Dalam ajarannya, seorang pemimpin yang baik adalah mereka yang terlebih dahulu dapat memimpin dirinya sendiri, mengendalikan dorongan-dorongan negatif, dan bertindak dengan bijaksana. Kepemimpinan diri ini sangat penting dalam pencegahan korupsi, karena seorang pemimpin yang tidak mampu mengendalikan dirinya akan mudah terjerumus ke dalam perilaku koruptif.

     Pemimpin yang memiliki integritas tidak akan melakukan tindakan yang merugikan orang banyak demi keuntungan pribadi atau kelompoknya. Oleh karena itu, transformasi dalam diri seorang pemimpin sangat penting dalam menciptakan kepemimpinan yang bersih dan tidak terpengaruh oleh korupsi. Kepemimpinan diri yang dibangun atas dasar ajaran kebatinan Ki Ageng Suryomentaram dapat mengarah pada penciptaan pemimpin yang tidak hanya memahami nilai-nilai etika, tetapi juga mengamalkannya dalam setiap tindakan mereka.

screenshot-2024-11-19-210957-673c9cfb34777c2e115244c2.png
screenshot-2024-11-19-210957-673c9cfb34777c2e115244c2.png
Modul Prof Apollo

3. Integrasi Nilai-Nilai Kebatinan dalam Reformasi Birokrasi dan Budaya Organisasi

3.1 Reformasi Birokrasi Berbasis Nilai Kebatinan
     Korupsi dalam birokrasi sering kali terjadi karena lemahnya kontrol sosial dan moral di dalam sistem. Sistem yang berlaku dalam banyak organisasi pemerintahan cenderung mendorong praktik kolusi dan nepotisme, yang menjadi penyebab utama terjadinya korupsi. 

Dalam hal ini, nilai-nilai kebatinan Ki Ageng Suryomentaram dapat menjadi dasar untuk membangun budaya birokrasi yang bersih dan berintegritas. Nilai-nilai seperti kesederhanaan, kejujuran, dan penghormatan terhadap hak-hak orang lain bisa menjadi bagian dari budaya kerja yang harus ditanamkan dalam setiap lapisan birokrasi.

3.2 Membangun Budaya Organisasi yang Beretika dan Anti-Korupsi
      Budaya organisasi yang sehat adalah budaya yang menghargai kejujuran, transparansi, dan akuntabilitas. Untuk mencapai hal ini, organisasi harus mengintegrasikan nilai-nilai moral dan kebatinan dalam setiap aspeknya, dari pengambilan keputusan hingga hubungan antarpegawai. Dalam konteks ini, nilai-nilai kebatinan Ki Ageng Suryomentaram dapat dijadikan pedoman dalam menciptakan budaya organisasi yang tidak hanya efisien secara operasional, tetapi juga bersih dari praktik-praktik korupsi.

4. Implikasi Penerapan Ajaran Ki Ageng Suryomentaram dalam Pencegahan Korupsi dan Transformasi Kepemimpinan

     Penerapan ajaran kebatinan Ki Ageng Suryomentaram dalam kehidupan sehari-hari, baik di level individu, organisasi, maupun masyarakat, memiliki implikasi yang sangat penting dalam mencegah korupsi. Dengan membangun karakter yang berintegritas, memimpin diri sendiri dengan bijaksana, dan menghindari perilaku koruptif, individu akan lebih siap menghadapi godaan-godaan yang dapat merusak integritas. Selain itu, penerapan nilai-nilai kebatinan dalam pendidikan karakter dan organisasi dapat menciptakan lingkungan yang mendukung perilaku etis, transparan, dan akuntabel.

    Pada tingkat yang lebih luas, penerapan kebatinan ini dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi budaya korupsi yang sudah mengakar dalam masyarakat. Jika nilai-nilai ini diterima dan dipraktikkan oleh masyarakat luas, maka akan terbentuklah sistem sosial yang lebih sehat, adil, dan bebas dari praktik-praktik korupsi yang merugikan bangsa.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun