Mohon tunggu...
Khairunnisa Musari
Khairunnisa Musari Mohon Tunggu... lainnya -

"Satu peluru hanya bisa menembus satu kepala, tapi satu telunjuk (tulisan) mampu menembus jutaan kepala" - Sayyid Quthb. Untuk artikel 'serius', sila mampir ke khairunnisamusari.blogspot.com dan/atau http://www.scribd.com/Khairunnisa%20Musari...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Selamat Jalan Wahai Mujahidah Al-Qur'an

29 Mei 2015   08:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:29 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Sekitar pukul 10.00, Rabu (27/5), kabar mengejutkan itu saya terima dari grup WA “Ibnu Katsir Power Full”. Itu adalah grup tempat komunikasi kami, para pengurus Ma’had Tahfizh Quran (MTW) Ibnu Katsir, Jember. “Innalillahi... Bu Hj Maryanto meninggal dunia.”


Setengah tidak percaya, saya langsung menghubungi Ustadz Taufik, manajer fund raising Ibnu Katsir, sumber pertama yang mengabarkan informasi itu. Ternyata kabar itu benar adanya, karena berasal dari menantunya. “Innalillahi wainna ilaihi roojiun...” gumam saya.


Saya langsung menelepon istri saya yang sedang mengisi taklim di sebuah perumahan. “Mi, Bu Maryanto meninggal dunia pagi ini,” kata saya. Suara istri saya langsung serak, saat melafalkan zikir...


* * *

Sulit bagi saya untuk menulis kepribadian beliau dari mana. Top of mind saya tentang beliau adalah suka menolong. Mengalirnya para pelayat dari sejak sebelum datangnya jenazah beliau sampai sesudah pemakamannya adalah bukti betapa jejak kebaikannya selama ini berserak dimana-mana.


Untuk soal ini, saya adalah saksinya. Rumah saya persis berseberangan jalan dengan rumah beliau. Di komplek perumahan, beliau adalah ketua majelis taklim. Beliau pula yang menginisiasi program tabungan kurban, sehingga dari tahun ke tahun jumlah hewan kurban di komplek perumahan kami bertambah. “Setelah beliau tiada, entah siapa yang akan meneruskan program yang telah dirintisnya ini,” kata Pak Jayus, ketua RW di perumahan kami, saat memberikan sambutan dalam pelepasan jenazah.


Para tetangga adalah orang-orang yang pernah merasakan tangannya yang penuh kasih. “Saat istri saya pendarahan karena keguguran saat tengah malam, beliaulah yang mengantar istri saya dengan mobil. Sementara, saya harus menunggu anak saya balita yang sedang tidur di rumah. Sampai istri saya dikuret, beliau pula yang menungguinya,” ujar seorang tetangga yang tinggal di samping rumah saya.


Jangan tanya lagi soal jumlah majelis taklim yang dibinanya. Tersebar dari perumahan, perkampungan, perkantoran, kampus, dharma wanita, sampai penjara. Materi tentang pembinaan keluarga dan fikih muslimah merupakan dua materi yang paling banyak diidolakan oleh para ibu dan mahasiswi.


Dan sejak 2010, beliau adalah pejuang Al Quran. Lima tahun silam, beliau salah seorang penggalang dana wakaf tunai untuk pembebasan tanah MTQ Ibnu Katsir di Rembangan. Setelah penerimaan santri, beliau lagi-lagi menjadi penggalang donasi untuk para santri. Maklum, MTQ Ibnu Katsir yang berlokasi di Jl. Mangga 18 Jember adalah pesantren tahfizh full beasiswa S1 dan 2 tahun hafal 30 juz Al Quran.


“Di kampus, beliau sangat semangat menggalang beasiswa untuk penghafal Al Quran,” demikian kesaksian Dekan FTP Unej Dr. Yuli Witono. Kecintaannya pada penghafal Al Quran tidak kalah dengan cintanya pada tujuh anak kandungnya. Tiap Ramadhan, beliau kerap menginisiasi buka bersama dengan para hafizh Quran.


Setelah 2014 MTQ Ibnu Katsir menerima santriwati, beliau menjadi salah seorang pengurus. Ketika ma’had membangun musala dan asrama, lagi-lagi beliau menjadi salah seorang yang terdepan dalam menggalang wakaf tunai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun