Mohon tunggu...
Khairun Nisa
Khairun Nisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UPI

Mahasiswa UPI dari Jurusan Teknik Sipil tahun 2020

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Kepercayaan Kepada Tuhan YME di Kampung Sukamulya, Desa Mekarwangi, Lembang

31 Agustus 2023   08:06 Diperbarui: 31 Agustus 2023   08:08 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prosesi Sajen dalam Memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 2023. Dokpri.

Oleh: Khairun Nisa, Rheyna Rahmadilah

Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah nama salah satu kepercayaan yang terdapat di kampung Sukamulya, sedangkan Penghayat Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa merupakan orang yang menganut kepercayaan tersebut. Jika dalam agama Islam, Islam merupakan agama dan muslim adalah orang yang menganut agama Islam. Di Kampung Sukamulya, Desa Mekarwangi, Lembang, penganut kepercayaan ini sebanyak 50% secara keseluruhan dari total warga Kampung Sukamulya sekitar 30 tahun lalu. Namun, Penghayat di Kampung Sukamulya semakin menurun, karena untuk mendalami ajaran ini tergolong sulit. "Ajaran ini tidak semata-mata hanya membaca buku, atau mendengarkan paparan, tetapi harus dapat dijalani oleh diri sendiri", ujar Pak Iyus, salah satu tokoh masyarakat yang dikenal sebagai Penghayat.

Pedoman yang digunakan oleh Penghayat yaitu Buku Budidaya, Kemanusiaan, dan Katineung. Namun buku pedoman ini tidak dapat dikatakan sebagai kitab suci, hanya sebagai tuntunan. Buku-buku tersebut berisi penerapan Pancasila yang diuraikan dari sila ke-1 hingga sila ke-5 secara mendasar dan mendalam. Buku tersebut juga merupakan hasil kajian Mei Kartawinata dari ilmu leluhur. Ada dua pandangan, yang Masyarakat ketahui kitab itu berupa buku, sedangkan menurut penghayat yang berupa buku bukan kitab Tuhan. Yang dimaksud kitab oleh penghayat yaitu sesuatu yang dibuat oleh Tuhan namanya Sastra Jendra Hayuningrat. Tidak berbentuk buku, namun berupa keadaan alam dunia yang diciptakan Tuhan.

Prosesi Sajen dalam Memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 2023. Dokpri.
Prosesi Sajen dalam Memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 2023. Dokpri.

Cara penghayat menjalankan ibadah yaitu berbuat kebaikan dan tempat peribadatannya ialah jagat raya (dimana saja). Yang dinamakan sembayang adalah menyembah Yang Maha, yaitu menghargai makhluk dan ciptaan-Nya. Oleh karena itu, ada yang dinamakan Tali Paranti yaitu membuat sajen ketika ingin menanam padi, musim panen, menebang pohon, membangun rumah. Artinya sajen itu adalah pamitan atau permohonan kepada Sang Pencipta dan makhluk yang akan dirawat seperti sayuran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun