Mohon tunggu...
Khairun Nisa
Khairun Nisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi IAIN Langsa

Hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Lantunan Yasin, Gema Cinta: "Kebersamaan Ibu-ibu Wirid Desa Nalon"

25 Agustus 2024   23:04 Diperbarui: 25 Agustus 2024   23:10 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu-ibu Wirid dan Mahasiswi KKN Desa Nalon  (dokpri)

Pada hari Jum'at yang teduh, sekelompok mahasiswi dari Kelompok Delapan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Melayu Serumpun V 2024 menyatu dalam sebuah kegiatan yang menggugah hati---wirid Yasin bersama ibu-ibu desa Nalon, Kecamatan Serbajadi. Tanggal 23 Agustus 2024, pada pukul 13.30 WIB hingga senja beranjak, suasana di desa Nalon dipenuhi oleh lantunan ayat-ayat suci dan doa-doa yang menggema, memanjat ke langit yang tak bertepi.

Dalam kebersamaan yang khidmat, kegiatan wirid yang berlangsung ini dipandu oleh dua sosok dari Kelompok Delapan yang penuh semangat. Dea Anggraini dengan anggunnya membuka acara sebagai moderator, memimpin setiap langkah doa dengan kelembutan kata, sementara Khairunnisa' membawakan bacaan wirid dan tahlil dengan penuh kekhusyukan. Kehadiran mereka membawa kehangatan, menyatukan hati dalam lantunan Yasin yang suci.

Ibu-ibu desa menyambut acara ini dengan penuh antusias. Senyum-senyum mereka merekah, tanda kegembiraan yang tulus, sementara anak-anak turut hadir, memancarkan keceriaan yang menambah semaraknya suasana. Kehadiran mereka menjadi bukti nyata bahwa acara ini tak sekadar rutinitas, melainkan sebuah perayaan kebersamaan dan kesatuan jiwa.

"Dengan adanya pembukaan agenda wirid oleh anak-anak KKN Kelompok Delapan ini, semoga kelak kegiatan ini terus berjalan dan tidak lagi terhenti," ujar Indah, salah seorang peserta  KKN yang matanya berbinar haru. Ucapannya menggema, bukan hanya dalam ruang, tetapi juga di hati semua yang hadir, membawa harapan akan kesinambungan doa yang tak pernah putus.

Kegiatan wirid ini bukan sekadar serangkaian bacaan, melainkan sebuah jalinan doa dan harapan, menyatukan hati-hati yang saling mendukung dalam satu keyakinan dan cinta akan Sang Pencipta. Semoga gema dari doa-doa ini terus berlanjut, mengalir dalam setiap detik waktu yang berlalu, hingga desa Nalon menjadi tempat di mana suara-suara keimanan selalu hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun