2. Platform media sosial
           Platform media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter (X), dan TikTok menjadi saluran utama penyebaran hoaks.              Algoritma yang mereka gunakan sering kali lebih berfokus pada engagement dan viralitas daripada validitas konten. Hal ini              menyebabkan informasi yang sensasional dan provokatif cenderung mendapatkan lebih banyak perhatian, meskipun belum tentu       benar.
      Tanggung Jawab platform media sosial :    Â
- Moderasi Konten: Platform harus lebih proaktif dalam mendeteksi dan menghapus konten hoaks.
- Fitur Verifikasi Fakta: Menyediakan label atau tanda peringatan pada informasi yang belum terverifikasi.
- Kerja Sama dengan Lembaga Independen: Berkolaborasi dengan lembaga pengecek fakta untuk memvalidasi konten yang beredar.
- Pendidikan Pengguna: Memberikan edukasi kepada pengguna tentang bahaya menyebarkan informasi yang tidak terverifikasi.
    3. Individu atau kelompok penyebar hoax
         Pada akhirnya, pihak utama yang harus bertanggung jawab atas penyebaran hoaks adalah individu atau kelompok yang dengan       sengaja membuat dan menyebarluaskan informasi palsu untuk keuntungan pribadi, politik, atau ekonomi.
      Tanggung Jawab individu :
- Pertanggungjawaban Hukum: Mereka harus siap menerima konsekuensi hukum atas tindakan mereka.
- Akuntabilitas Moral: Menyadari dampak negatif yang ditimbulkan dari tindakan penyebaran hoaks.
- Pencegahan Akses Berulang: Pemerintah dan platform harus mencegah penyebar hoaks untuk kembali mengakses dan membuat akun baru.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI