Studi perkembangan dan psikologi sering kali membahas dua faktor utama yang mempengaruhi proses perkembangan individu, yaitu faktor lingkungan dan hereditas atau keturunan. Dampak dari dua faktor ini terhadap perkembangan individu pada tingkat fisik, kognitif, emosional, dan sosial sering menjadi topik diskusi. Terdapat tiga pendekatan utama yang menawarkan pandangan berbeda mengenai bagaimana faktor-faktor yang berperan dalam perkembangan manusia, yaitu Teori Empirisme, Teori Nativisme dan Teori Konvergensi.
1. Teori EmpirismeÂ
Empirisme adalah suatu aliran filsafat yang memberikan tekanan pada pengalaman sebagai pengetahuan. Istilah empiris ini berasal dari kata Yunani, Empiria yang berarti pengalaman indrawi. Teori Empirisme mempunyai beberapa asumsi dasar, yaitu:
1. Manusia dapat dididik apa saja (kearah yang baik maupun buruk), semua tergantung dengan pendidikan dan lingkungan sekitarnya.
2. Peran guru, orang tua dan lingkungan sangat penting karena akan menentukan dan mendidik anak atau peserta didik sesuai dengan keinginannya.
3. Perkembangan seseorang sepenuhnya ditentukan oleh lingkungan, pendidikan dan pengalaman yang diterima sejak kecil.
Dalam teori ini, Faktor bawaan dari orang tua (faktor genetik) tidak dipentingkan. Pengalaman diperoleh anak melalui hubungan dengan lingkungan (sosial, alam, dan budaya).
2. Teori Nativisme
Istilah Nativisme berasal dari bahasa latin yaitu nativus yang berarti karena kelahiran. Istilah lainnya natus yaitu lahir, nativis pembawaan. Aliran ini berpendapat bahwa tiap-tiap anak sejak dilahirkan sudah mempunyai berbagai pembawaan yang akan berkembang sendiri menurut arahnya masing-masingpembawaan anak itu ada yang baik dan ada yang buruk.
Teori ini memandang setiap bayi yang lahir sudah memiliki pembawaan tertentu, bisa pembawaan baik, bisa pula pembawaan buruk, maka hasil akhir dari kegiatan pendidikan dan pembelajaran bukan ditentukan oleh proses (guru, metode,
kurikulum dan tujuan) tetapi ditentukan oleh anak itu sendiri.
3. Teori Konvergensi
teori konvergensi adalah interaksi antara faktor hereditas dan faktor lingkungan dalam proses perkembangan tingkah laku. Jadi menurut teori konvergensi ini, hereditas tidak akan berkembang secara wajar apabila tidak diberi rangsangan dari faktor lingkungan. dan sebaliknya, rangsangan lingkungan tidak kan membina perkembangan tingkah laku baik tanpa didasari oleh faktor hereditas.
Teori Konvergensi merupakan perpaduan antara teori Empirisme dan teori Nativisme. Teori Konvergensi menyatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan manusia tergantung pada dua faktor, yaitu : bakat atau pembawaan dari lingkungan.
Perkembangan individu sering kali merupakan hasil interaksi antara faktor hereditas dan lingkungan. Misalnya, seorang anak mungkin memiliki gen untuk kecerdasan tinggi, tetapi jika ia tumbuh di lingkungan yang tidak mendukung
pendidikan, potensi tersebut tidak akan terwujud sepenuhnya. Sebaliknya, seorang anak dengan predisposisi genetik yang kurang baik dapat berkembang dengan baik jika dikelilingi oleh dukungan dan lingkungan yang positif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H