Mohon tunggu...
Khairun Amala
Khairun Amala Mohon Tunggu...

Mathematics Student & Young Researcher

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bunda

11 Maret 2011   13:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:52 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

I miss my family so much. May be it sounds like a funny thing for several friends that always with their family. But not for me as a wanderer girl. Now, I want to meet my Mom exactly. I can't imagine, what have my sister done there? She was coming back to our hometown when I was sick several days ago. My Mom have sent me a message and asked me to came back as soon as possible last week. I know, she miss me too. But, it's impossible because I must teach here. I wanna do something that can make her happy and she'll remember me because the thing.


"Bunda, I wanna sleep in your shoulder". And I do it when I was with you. You make me sleep in your bed. With your mildness. I'm so comfort with it. I hope you're fine there and I know you always pray to me. Although we only can meet once in a year, I promise I just wanna with you when I was there.


This is my love Poetry for my mom


BUNDA


Bunda...

Kau adalah wanita tegar yang telah melahirkanku

Setegar karang yang tak pernah memperlihatkan sakitnya meski dipukul ombak

Kau adalah wanita yang begitu perhatian

Saat aku sakit

Saat aku menangis

Saat aku kesepian

Kau juga seindah matahari

Yang selalu mencoba untuk kembali lebih bersinar setelah tenggelam hari ini


Bunda...

Kau begitu sabar mendidikku

Selalu berusaha membuatku bangkit

Ketika kaki ini belum mampu berdiri tegak

Ketika kaki ini masih tertatih mengayun langkah


Bunda...

Kupandangi wajah teduhmu saat kau tertidur

Terdapat sebentuk wajah yang penuh dengan keikhlasan di sana

Terdapat sinar yang penuh dengan kesabaran

Terdapat sinar yang penuh dengan kasih sayang

Terdapat sebentuk wajah kelelahan karena aku


Ya... Aku

Aku yang selalu merepotkanmu

Aku yang selalu menyita perhatianmu

Aku yang selalu menyusahkanmu


Bunda...

Aku tahu

Jasamu tidak akan terbalas

Namun aku berusaha membuatmu bahagia

Bunda...

Meskipun kita jauh

Meskipun anak-anak sungai yang terbentang di ujung mata kita

Tapi hati kita tetap satu

Aku merasakan itu


Bunda...

Hanya doa yang dapat kupanjatkan untukmu

Hanya tangisku sebagai saksi

Betapa aku menyayangimu


*Home sick mode on

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Jalan Braga Bandung, Ketika Bebas Kendaraan!

7 bulan yang lalu
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun