"Kalian kenapa selalu mengikuti aku?" tanya Adam dengan frustrasi.
Orangtuanya masih diam dan tidak menjawab. Mereka hanya mengawasi Adam seperti penjara. Adam merasa semakin terpojok dan terjebak dalam situasi yang semakin tidak masuk akal.
Malam itu, ketika dia tertidur dalam kecemasan, mimpi buruknya kembali. Ular-ular berbisa melingkupi dirinya, dan dia merasa napasnya semakin tercekat. Dia berusaha berteriak, tetapi suaranya tidak keluar. Dia merasa terjebak dalam mimpi buruk yang semakin mengerikan.
Adam masih berada dalam mimpi buruknya yang mengerikan, dikelilingi oleh ular-ular berbisa yang mengancamnya. Mereka menggoyangkan kepala mereka, siap untuk menyerang. Adam merasa napasnya semakin tercekat, dan dia mencoba berteriak, tetapi suaranya tidak keluar. Dia merasa terjebak dalam mimpi buruk ini, dan ketakutan merayap ke dalam pikirannya.
Tiba-tiba, ular-ular itu mulai berbicara dalam bahasa yang aneh. Mereka menagih janji tumbal nyawanya, mengatakan bahwa dia adalah bagian dari kutukan yang harus dipenuhi. Adam merasa semakin ketakutan, tetapi dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan.
Mimpi itu semakin nyata, dan Adam merasa dirinya tenggelam dalam ketakutan. Dia merasa napasnya semakin tercekat oleh tekanan yang tidak terlihat. Dan kemudian, dengan tiba-tiba, dia bangun.
Adam mendapati dirinya terbaring di atas sebuah batu persembahan yang terletak di tengah hutan yang gelap dan menyeramkan. Di sekelilingnya, ada para orang asing yang mengenakan pakaian merah yang misterius. Mereka berdiri dengan wajah yang dingin dan tanpa ekspresi, seolah-olah mereka adalah bagian dari suatu ritual yang sangat tua.
Ketika Adam mencoba untuk bergerak, dia menyadari bahwa dia tidak bisa. Tubuhnya terasa kaku dan tidak dapat digerakkan. Dia merasa terjebak di atas batu persembahan ini, tanpa jalan keluar.
Mata orangtuanya, Wati dan Amir, juga tertuju padanya. Mereka berdiri di antara para orang asing itu, dan ekspresi mereka sangat aneh. Mereka tidak lagi terlihat seperti orangtua yang lembut dan penyayang yang Adam kenal. Sebaliknya, mereka terlihat seperti orang yang terhipnotis, tanpa ekspresi dalam matanya.
Adam mencoba berbicara kepada orangtuanya, tetapi kata-katanya keluar dalam bisikan yang lemah. "Ayah, Ibu, apa yang terjadi? Kalian kenapa di sini?"
Ayahnya mendekati Adam dengan langkah lambat. Dia membungkuk dan berbisik ke telinga Adam dengan suara yang getar. "Adam, kita telah terjebak dalam kutukan keluarga ini. Kita harus mengikuti perintahnya."