Pengunjung akan merasakan ketenangan ditambah suguhan pemandangan dan dapat dilihat secara jelas ketika sudah sampai di puncak bukit ini dari deburan ombak yang menghantam karang, pantai-pantai sekitar bukit tersebut dan hamparan birunya laut dari ketinggian.
Meski belum ada fasilitas bermain seperti flying fox dan lain sebagainya, namun tempat ini telah dilengkapi dengan toilet umum dan warung makan yang dibuka oleh beberapa warga.
Untuk tiket masuk sangat terjangkau, kalian hanya perlu merogoh kocek sebesar 5000 rupiah. Untuk parker kendaraan roda dua sebesar 2000 rupiah dan 5000 rupiah untuk kendaraan roda 4.
Saat saya bertanya dengan dengan penjaga tiket masuk Bukit Pengilon, mereka mengatakan bahwa sudah banyak wisatawan yang dataang,
"banyak mas, akhir-akhir ini sih udah banyak lagi yang kesini di banding sama awal- awal pandemi."
Karena pandemi di Indonesia sudah mulai menurun dalam skala penyebarannya, banyak wisatawan yang sudah berani untuk keluar berlibur. Banyak wisatawan yang mulai pergi ke destinasi yang mereka idam-idamkan selama ppkm di masa pandemic kemarin.
Jelas sekali bahwa pandemic mempengaruhi perekonomian khususnya bidang pariwisata, bukan hanya Yogyakarta tetapi seluruh Indonesia saya rasa. Yang berdampak juga pada warga sekitar objek wisata yang tak mendapat pendapatan yang cukup.
Saya bertanya kepada salah satu pengujung di Bukit Pengilon, apa sih yang membuat mereka mau mengunjungi Bukit Pengilon.
"aku lihat ini (Bukit Pengilon) sih di fyp Tiktok ya, kelihatannya tu keren gt bagus buat foto-foto"
"kayak di Sumba gt rasanya kalo liat di Instagram"