Mohon tunggu...
Khairul Iman Atha A.S.
Khairul Iman Atha A.S. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga (21107030056)

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 21107030056

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ancelotti Tepis Keraguan, Real Madrid Kembali Menambah Koleksi "Si Kuping Besar"

29 Mei 2022   10:47 Diperbarui: 29 Mei 2022   10:56 1891
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Real madrid kembali tangguhkan julukan mereka sebagai "Raksasa Eropa". Dini hari tadi Minggu (29/5/2022) Real Madrid menjalani laga final liga champion melawan Liverpool dan memenangkan perlawanan Liverpool dengan gol sematawayang Vinicius Jr. Kedua tim secara total sudah tiga kali bertemu di final Liga Champions. Dini hari tadi Madrid mengulang kisah manis mereka, sekaligus menggagalkan ambisi Liverpool untuk membalas kekalahan di final Liga Champions 2018 lalu. Kekalahan ini juga menambah rekor kekalahan Liverpool atas Real Madrid.

Bagi Real Madrid, ini adalah gelar ke-14 yang mereka raih. Madrid menjadi klub dengan gelar Liga Champions terbanyak sepanjang sejarah. Laga final yang berlangsung di Stade de Franch, Paris, Prancis ini menjadi saksi ketangguhan Real madrid sebagai tim tersukses di eropa.

Sukses Madrid tak lepas dari cara bermain yang efektif dan benar-benar menjadi ciri khas mereka musim ini. Skuad besutan Carlo Ancelotti itu tak banyak menguasai bola, tapi bisa memaksimalkan sedikit dari yang dipunya. Sebagai catatan, Madrid hanya mencatatkan tiga tembakan dan cuma satu yang mengarah ke gawang. Liverpool? Total 23 percobaan dan sembilan di antaranya on target.

Madrid mengerahkan perhatian besar ke pertahanan pada laga ini dan Thibaut Courtois layak mendapatkan kredit besar. Sementara rekan-rekannya tampil apik membatasi opsi-opsi umpan Liverpool, Courtois berjibaku menyelamatkan gawangnya. Pertahanan yang bisa diandalkan itu pula yang bikin Madrid bisa melancarkan pukulan mematikannya: serangan balik. Umpan silang Federico Valverde gagal dipotong Trent Alexander-Arnold dan dituntaskan Vinicius.

Pola semacam ini sudah terlihat praktis kala Madrid menghadapi tim-tim kuat di fase gugur. Paris Saint-Germain, Chelsea, dan Manchester City sebelumnya sudah menjadi korban permainan efektif Karim Benzema dkk.

Jalannya pertandingan :

Sejak awal laga Liverpool sudah mendominasi setelah peluit dibunyikan. Liverpool mencoba menekan Real Madrid yang membuat Real Madrid tak mampu dengan leluasa mengumpan. Pressing tinggi, berusaha mengusai bola lebih lama, dan mengandalkan umpan pendek menjadi strategi Liverpool. Walaupun Liverpool tampil menekan dan menyerang sampai menit 14 tim asal inggris ini belum mendapat peluang berarti yang dapat membahayakan Gawang Real Madrid.

Sampai pada menit 15 lewat Trent Alexander Arnold yang mengobrak-abrik sisi kiri pertahanan Real Madrid yang dijaga oleh Mendy. TAA yang mampu masuk kedalam Kotak pinalti membuat ancaman dengan umpan silang tajamnya, Mohammed Salah yang berada tepat didepan gawang masih belum mampu memanfaatkan umpan epic tersebut. Courtouis menggagalkan usaha Salah Untuk unggul terlebih dahulu.

Tak berselang lama peluang kedua Salah tercipta hanya dalam 3 menit setelah peluang pertama tadi. Kali ini Mane yang menjadi penyuplay umpan ke Salah Untuk dijadikan peluang berarti bagi Liverpool. Sayang Tendangan keras Salah dengan Mudah di tangkap oleh Courtouis yang tampil konsisten di bawah mistar gawang.

Liverpool kembali  mendapat peluang yang sangat berarti. Pada menit ke 20 Real Madrid di selamatkan oleh Courtouis dan gawang yang seakan menjadi satu-kesatuan benteng pertahan terakhir El Real. Mane dengan kemampuan Individunya mampu menggocek 2 pemain Real Madrid sekaligus sebelum akhirnya melepaskan shooting keras kearah kanan gawang. Tak mampu dengan sempurna menepis tendangan, Courtouis harus berterimakasih kepada tiang gawang yang menggagalkan bola yang tidak sempurna ditepis tadi. Liverpool kembali gagal membuka kran gol.

Lagi lagi Mohammed Salah menjadi pemain yang gagal mencetak gol. Pada menit ke 33 Alexander Arnold yang secara aktif membantu penyerangan Liverpool kembali mampu melepaskan umpan yang sangat akurat ke dalam kotak pinalti. Salah yang menjadi sasaran Umpan cantiknya tersebut dengan sundulan lemahnya belum bisa memanfaatkan dengan sempurna.

Liverpool yang terus menerus mendapat peluang tetapi belum bisa menjadikannya gol pertama dalam pertandingan terus menekan pertahanan Real Madrid. Pantang menyerah Trio Lini depan Liverpool yaitu Luiz Diaz, Sadio Mane, dan Mphammed Salah terus menyusahkan bek Real Madrid.

Tak di sangka Real Madrid yang terus ditekan bahkan hingga tidak nyaman mengupan mampu mencetak gol di tiga menit sebelum babak pertama berakhir. Lewat Karim Benzema yang memanfaatkan kemelut di depan gawang mampu dengan mudah menceploskan ke gawang Liverpool. Sebelum akhirnya dianulir oleh wasit karena VAR menyatakan bahwa Benzema berada pada posisi offside. El Real gagal mengejutkan Liverpool dengan unggul terlebih dahulu. Babak pertama usai dengan skor sama imbang 0-0.

Babak kedua tak banyak berubah, Liverpool masih sama menekan Real Madrid dengan umpan-umpan crossing dan umpan silang yang menjadi andalan mereka di awal babak kedua. Walaupun sangat terlihat bobroknya pertahanan El Real tetapi itu masih menjadi kesusahan bagi Liverpool. Bloking dan konsistensi Courtouis menjadi ganjalan serius Liverpool untuk mencetak gol.

Sulit dan tak mampu memanfaatkan peluang yang ada justru malapetaka menimpa Liverpool di menit 58. Vinicius menjadi pencetak gol Real Madrid, bermula dari serangan balik lewat sisi kanan pertahanan Liverpool Valverde yang didapuk menjadi pemain wing kanan ini melepaskan umpan datar keras yang tak mampu di intersep dengan baik oleh bek Liverpool. Vini yang berada di tiang jauh menyambut umpan tersebut dengan tendangan tenang yang dapat mengubah papan skor.

Tugas pemain Liverpool untuk menyamakan kedudukan dimulai. Salah kembali mendapat peluang, gocekan dan kemampuan individu yang dimilikinya dapat memecah pertahanan Real Madrid. Tendangan pleasing keras dari luar kotak pinalti dengan sigap masih dapat ditepis oleh Courtouis.

Terus tampil terbuka dan menyerang Liverpool terus mendapati kebuntungan untuk menyamakan keduduakan. Pertahanana Real Madrid yang mulai kompak dan ketat sulit untuk ditembus Liverpool. Tetapi Courtouis menjadi pertahanan terakhir yang patut diacungi jempol.

Seperti yang terjadi pada menit ke 68 Courtouis yang kembali membuat Mohammed Salah stress karena sulit untuk mencetak gol. Berawal dari umpan crossing yang dilepaskan oleh captain kesebelasan Liverpool, Jordan Henderson ke tiang jauh. Lalu diterima oleh sundulan Jota yang langsung diteruskan kepada Salah yang berada kosong ditiang kedua, salah yang tidak siap dengan umpan tersebut tidak dengan baik menendang ke gawang, walaupun begitu Courtouis tetap sigap menepis dengan kaki panjangnya.

Sebelum usai pertandingan Salah mendapat pelungan terakhirnya yang kembali digagalkan oleh lawan terberatnya kali ini yaitu Courtouis. Akselerasi Salah yang menyisir sisi kanan kotak pinalti El Real. Dijaga oleh Mendy, Salah mampu selangkah lebih cepat darinya yang membuatnya dapt melepaskan tendangan keras. Courtouis yang sedari awal pertaandingan menunjukan konsistensinya tak habis hingga akhir pertandingan, ia mampu mengalau tendangan tersebut dan mengagalkan Liverpool untuk menyamakan kedudukan untuk kesekian kalinya.

Hingga laga berakhir taka da tambahan skor. Skor berakhir dengan 1-0 untuk keunggulan Real Madrid atas Liverpool. Selain itu, kiper Real Madrid, Thibaut Courtius juga dinobatkan sebagai Man Of The Match setalah membuat 9 penyelamatan di laga final.

"Gelar ini adalah yang paling sulit pernah saya menangkan. Tim bertarung dengan fakta tidak ada yang percaya kami bisa memenanginya. Namun, kami berhasil menciptakan atmosfer yang baik," kata Ancelotti.

"Menurut saya, kami pantas memenangi kompetisi ini. Kami sudah menderita, namun tidak pernah menyerah. Kami melewati pertandingan dengan baik," ucap Ancelotti.

Sebelumnya Carlo Ancelotti mendapat kritikan akan permainan yang dinilai kurang efektif. Akan tetapi, dengan kemenangan Real Madrid di final ini membuktikan bahwa ia tidak miskin strategi seperti yang banyak orang katakan.

Carlo Ancelotti menyebut, strategi Real Madrid di final Liga Champions berjalan dengan baik. Ancelotti mengaku menerapkan strategi dengan mematikan pergerakan dari para penyerang Liverpool.

Sepanjang pertandingan, Mohamed Salah, Sadio Mane, dan Luis Diaz kesulitan mengembangkan permainan. Penyebabnya adalah pertahanan Madrid yang tanpa celah dan sukar dibongkar.

"Kuncinya adalah tidak memberi ruang untuk tiga penyerang mereka di lini belakang. Kami menang dengan sangat layak melawan tim hebat yang tak banyak kalah musim ini," tegas Ancelotti.

Carlo Ancelotti juga mencetak sejarah setelah membantu Real Madrid meraih gelar juara Liga Champions 2021/2022. Ancelotti menjadi pelatih pertama di dunia yang sukses merengkuh empat trofi Si Kuping Besar.

Kemenangan ini menambah koleksi trofi Liga Champions milik Ancelotti. Rinciannya adalah dua gelar bersama AC Milan dan dua trofi dengan Real Madrid.

Selamat Real Madrid Atas perolehan "Si Kuping Besar" yang ke 14.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun