Pengeluaran terbesar City era Guardiola terjadi pada musim 2017-2018. Kala itu, City merogoh kocek sampai 255,7 juta pounds buat mendatangkan enam pemain
Dengan skud yang ada sekarang dan bisa dibilang skuad mewah seharusnya, City setidaknya sudah dapat 1 piala kuping besar tersebut. Tapi apa boleh dikata, Strategi Pep selalu mentok di 16 besar, perempat final atau semi final. Bahkan baru tahun lalu, dengan skuad mewah tersebut City dapat tembus Final.
Pep Guardiola yang sejatinya bisa disebut sebagai pelatih terbaik di dunia malah jeblok di gelaran eropa. Pep yang dikenal dengan permainan bola pendek, efisiensi dalam posisi pemain, dan kreatifitas di lini tengan menjadi andalan strateginya di tiap klub yang ia tukangi.Â
Julukan master of tiki-taka juga di sematkan dipundaknya kala ia dapat membuat Barcelona menjadi klub yang sangat kuat saat itu. Tetapi liga champions menjadi mimpi buruk di karir kepelatihannya.
Sebernarnya bau-bau habisnya kejayaan Pep sudah tercium semenjak ia menjadi manager di Bayern Munich. Pep sempat menangani Bayern Munich pada tahun 2013, usai ia mengundurkan diri dari Barcelona.Â
Namun selama tiga musim di Bayern, Guardiola selalu gagal dan mentok pada semifinal di Liga Champions. Bahkan Guardiola terakhir kali berhasil juara Liga Champions ialah pada musim 2011 saat ia masih dipercaya menukangi Barcelona dan itu sudah tepat 11 tahun lamanya.
Sejak menangani Man City, Guardiola mungkin bisa berkuasa di Inggris dan menorehkan banyak prestasi di level domestik. Man City bisa dominan dan meraih banyak trofi di Inggris. Tetapi, fans menginginkan yang lebih dan memiliki ekspektasi tinggi kepada Pep Guardiola dikancah eropa khususnya Liga Champions.
Semalam pun mengokohkan Pep Guardiola yang dapat menyamai rekor Jose Mourinho yaitu menjadi juru taktik yang paling sering tersingkir di semifinal Liga chmapions. Guardiola kini telah tersingkir dari babak semifinal Liga Champions sebanyak enam kali atau yang terbanyak dari juru taktik lainnya.
Jika dilihat dari pertandingan dini hari kemarin memang banyak sekali kesalahan yang dilakukan Guardiola. Seperti pergantian pemain yang kurang tepat, terlalu cepat untuk menggunakan strategi bertahan, dan tidakk adanya mental juara yang terpampang pada diri pemain.Â
Terlihat jelas bahwa semangat saat disandingkan dengan pemilik gelar juara liga champion terbanyak tersebut. Banyak pengamat sepakbola pun yang setuju dengan pendapat tersebut.
Sekarang banyak dari fans yang mencemooh kinerja Pep setelah laga dini hari kemarin. Tapi jangan lupa bahwa Pep Guardiola pun terluka atas hasil yang mungkin tidak dibayangkan Pep hingga laga berakhir.