Mohon tunggu...
Khairul Anam
Khairul Anam Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Seorang pembelajar sejati
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hina ketika mencari, mulia ketika di cari

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Tidak Masuk Akal Pemerintah Menggunakan Vaksin Diragukan untuk Urusan Sekrusial Pandemi Covid-19

24 Desember 2020   08:06 Diperbarui: 24 Desember 2020   08:18 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perusahaan yang menginginkan obat atau vaksinnya lolos uji harus menyerahkan data dari studi laboratorium, studi hewan, uji keamanan fase satu, uji dosis fase dua dan terutama fase besar tiga yang akan menentukan berhasil-tidaknya suatu obat atau vaksin dalam uji coba.

"Jumlah halaman laporan berisi informasi itu setidaknya 10.000 halaman," kata Prof Evans.

Tengoklah vaksin Pfizer, yang tentu akan dianggap jauh lebih baik disbanding Sinovac oleh orang awam. Vaksin Pfizer mengurangi kasus Covid sekitar 95 persen, tetapi vaksin Pfizer memiliki efek samping yang sangat umum, termasuk nyeri akibat suntikan, sakit kepala, perasaan kedinginan, dan nyeri otot. Efek semacam itu dapat dirasakan lebih dari satu dari 10 orang yang menerima suntikan vaksin tersebut.

Dan bersyukurlah karena semua itu adalah gejala yang berkaitan dengan reaksi sistem kekebalan tubuh dan dapat disembuhkan dengan Parasetamol. [ ]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun