Mohon tunggu...
Malik Giu
Malik Giu Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Hargailah orang lain,maka suatu saat juga engkau akan di hargai.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengapa Kita Harus Berilmu

19 Agustus 2013   20:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:06 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hidup ini bukanlah semata-mata mementingkan urusan dunia, karena bagaimanapun juga, urusan akhirat itu lebih penting dan harus didahulukan. Karena kehidupan dunia itu terbatas oleh usia dan waktu, sedangkan akhirat adalah kehidupan yang tidak terbatas dan abadi selama-lamanya.

Rasulullah Sallallahu 'Alahi Wasallam bersabda :

أَعْمَارُ أُمَّتِيْ مَا بَيْنَ السِّتِّيْنَ إِلَى السَّبْعِيْنَ وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوْزُذلِكَ.

"Umur umatku berkisar antara enam puluh hingga tujuh puluh tahun, dan sedikit dari mereka yang melebihinya."

Inilah standar jatah hidup kita di dunia, meski ada di antara manusia yang berumur lebih dari itu, namun jumlah mereka sangatlah sedikit. Intinya adalah, bahwa seberapa pun panjangnya umur manusia, pada saatnya nanti pasti akan kembali kepada Rabbnya. Kita tentunya memahami bahwa perintah Allah Subhanahu Wata'ala sangatlah banyak sekali, sebagaimana laranganNya pun begitu banyak. Dan tidaklah Allah memerintahkan kita kepada sesuatu melainkan karena ada kemaslahatan bagi kita padanya, sebagaimana Dia tidak melarang kita dari sesuatu, kecuali karena ada kemudaratan padanya. Oleh sebab itu, mengetahui perintah dan larangan adalah suatu keniscayaan, sehingga kita bisa meraih segala kemaslahatan karena menunaikan perintahNya dan kita dapat menghindari segala kemudaratan dengan menjauhi laranganNya. Dan semua itu tidak akan tercapai kecuali dengan menuntut ilmu. Dengan ilmu, seseorang bisa membedakan mana perintah sehingga ia bisa melaksanakannya, dan mana yang merupakan larangan sehingga ia dapat menjauhinya. Maka tidaklah mungkin bagi kita untuk menjadi hamba Allah yang taat apabila kita bodoh akan syariat. Bagaimana mungkin kita dapat menggapai surga sedangkan kita tidak tahu bagaimana caranya. Untuk itulah kemudian Allah Subhanahu Wata'ala dan RasulNya Sallallahu 'Alahi Wasallam mewajibkan kita untuk menuntut ilmu. Bahkan lebih dari itu, ilmu adalah kebutuhan kita sebagai jalan menuju surga. Rasulullah Sallallahu 'Alahi Wasallam bersabda :

مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ الله لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ

"Barangsiapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga."

Sungguh teramat beruntung orang yang memiliki ilmu yang luas, sehingga ia mampu berbuat lebih baik, lebih benar, dan lebih banyak daripada yang lain. Sebaliknya, orang yang kurang ilmu, maka ia akan sering kali salah dalam ucapan maupun perbuatannya. Maka, menjadi sebuah kewajiban bagi setiap manusia yang ingin bahagia dunia dan akhirat untuk senantiasa menuntut ilmu. Banyak sekali dampak yang akan dirasakan jika seseorang kurang ilmu. Di antaranya, ia bisa bertindak salah. Karena itu, kalau kita ragu, tidak mengetahui sebuah perkara secara jelas, maka bertanyalah, agar jangan sampai bertindak keliru.

Rasulullah Sallallahu 'Alahi Wasallam bersabda :

إنَّمَا شِفَاءُ الْعِيِّ السُّؤَالُ.

"Sesungguhnya obat kebodohan hanyalah bertanya."

Mengapa ada orang yang akhlak dan bicaranya sangat bagus? Hal itu bisa terjadi karena ilmu yang dikuasainya sangat dalam, wawasannya luas, dan pengalamannya banyak. Akibatnya, setiap dia bertindak dan berkata, selalu baik dan benar, meski kadang kala terlihat kecil.

Sedangkan orang yang kurang ilmu, cirinya adalah bila bicara sepanjang apa pun, tidak ada hal yang bermanfaat yang dibicarakannya. Seorang ayah, misalnya, kalau kurang ilmu, wawasan, dan pengalamannya, maka dalam mendidik anak cenderung akan lebih sering marah, karena pilihan tindakan yang bijak terbatas. Berbeda dengan orang yang sebaliknya, ia akan memilih tindakan yang terbaik, dengan cara terbaik agar tidak ada siapa pun yang terluka oleh perkataan dan sikapnya.

Semoga kita tidak terlena dalam gelimang kebodohan, karena kebodohan adalah lambang kejumudan dan jalan kebinasaan.

Carilah ilmu selama hayat masih dikandung badan. Kata ilmu masih umum, sebutan kata ilmu, ilmu apasaja!!! mau ilmu adab,matematika,ilmu balagah,ilmu sejarah atau PKN,yang penting Ilmu!!!,karena ilmu sangat penting dalam kehidupan ini.Orang hidup tanpa ilmu bagaikan mengarungi lautan  tanpa perahu.ngga bakalan hidup didalamnya,kalau kita ngga punya ilmu pasti bakalan tenggelam ke dalam laut,ini sudah pasti akan terjadi.

Karena yang mencari saja belum tentu mendapatkan, apalagi yang tidak mencari. Yang mendapatkan belum tentu bisa paham, apalagi yang tidak mendapatkan. Yang telah paham belum tentu bisa mengamalkan, apalagi yang tidak paham. Dan yang mengamalkan pun belum tentu bisa tepat dan benar, apalagi yang tidak mengamalkan. Artinya: Orang yang jauh dari ilmu, maka ia sangat jauh dari kebenaran dalam beramal.

Ada tiga hal yang semoga dapat memberikan manfaat bagi kehidupan kita sekarang dan selanjutnya:

Yang pertama: Jangan pernah bosan ataupun jenuh untuk selalu mencari dan mendalami ilmu, karena ilmu adalah cahaya yang dengannya jalan kehidupan seseorang menjadi terang benderang, sehingga ia mengetahui ke arah mana ia akan berjalan.

Rasulullah Sallallahu 'Alahi Wasallam bersabda :

مَنْ يُرِدِ الله بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّيْنِ.

"Barangsiapa yang Allah kehendaki padanya kebaikan, maka Allah akan pahamkan dia dalam masalah agama."

Yang kedua: Perangilah segala kebodohan yang ada pada diri kita semampu yang dapat kita usahakan, karena seseorang tidak akan binasa dan celaka, melainkan karena ia bodoh akan agama.

Allah Subhannahu Wata'ala berfirman tentang Musa ‘alaihissalam :

قَالَ أَعُوذُ بِاللَّهِ أَنْ أَكُونَ مِنَ الْجَهِلِينَ

"Musa berkata, 'Aku berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang dari orang-orang yang jahil'." (Al-Baqarah: 67).

Yang ketiga: Janganlah sekali-kali kita berbuat ataupun berucap, kecuali didasari dengan ilmu, karena Allah Subhanahu Wata'ala telah berfirman :

وَلاَتَقْفُ مَالَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُوْلاَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولاً

"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya." (Al-Isra`: 36).

Dalam menafsiri ayat ini Qatadah mengatakan :

لاَ تَقُلْ رَأَيْتُ وَلَمْ تَرَ، وَسَمِعْتُ وَلَمْ تَسْمَعْ، وَعَلِمْتُ وَلَمْ تَعْلَمْ، فَإِنَّ الله عزّ وجلّ سَائِلُكَ عَنْ ذِكْرِ كُلِّهِ.

"Janganlah kamu mengatakan, aku telah melihat, padahal kamu tidak melihat, aku telah mendengar, padahal kamu tidak mendengar, aku mengetahui, padahal kamu tidak mengetahui, karena sesungguhnya Allah Subhanahu Wata'ala akan mempertanyakan kesemuanya itu."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun