Peumulia jamee atau memulikan tamu dengan menyuguhkan sirih. Memuliakan sahabat dengan tutur kata yang manis. Dua bait syair Aceh untuk menggambarkan tentang makna sirih (Ranup) dalam adat istiadat Aceh.Â
Sehingga ranup dikreasikan dalam satu tarian khas Aceh "Ranup Lampuan". Tarian itu menjadi sebuah symbol dalam menjamu tamu.Â
Ranup juga menjadi symbol prosesi atau mengawali kegiata, esensi ranup dalam adat Aceh sebagai sikap menjunjung tinggi nilai kebersamaan dan kerukunan hidup yang dilengkapi dalam sebuah wadah disebut Puan.
Ranup atau disebut piper betle, sejenis tanaman rambat. Daun, batang dan buahnya menjadi obat tradisional ataupun menjadi tumbuhan penyegar. Maka munculnya tradisi makan sirih (Ranup).Â
Ranup dalam ranah adat dan budaya Aceh memiliki berbagai makna simbol, yaitu: Simbol kemuliaan, penenang dalam menyatukan pendapat dalam suatu musyawarah dan penyambung silaturrahmi semasanya (Meu Uroh).
Sirih dalam tanaman asli Indonesia yang tumbuh merambat atau bersandar pada batang pohon lain. Sebagi budaya di Aceh daun dan buahnya biasa dikunya bersamaan dengan gambir, pinang, tembakau dan kapur.Â
Sirih juga digunakan sebagai tanaman obat, sangat berperan dalam kehidupan berbagai upacara adat rumpun melayu.
Adapun kandungan dan manfaat dari daun sirih yaitu, minyak atsiri dari daun sirih mengandung minyak terbang, seskuiterpen, pati, diatase, gula dan zat samak dan kafikol yang memiliki daya mematikan kuman, anti oksidasi dan fungsida, anti jamur.Â
Sirih berkhasiat menghilangkan bau badan yang ditimbulkan bakteri dan cendawan. Daun sirih juga bersifat menahan pendarahan, menyembuhkan luka pada kulit, dan gangguan saluran pencernaan.
Sirih dipercaya dapat digunakan untuk mengobati batuk, sriawan, jerawat, keputihan, sakit gigi karena berlubang, demam berdarah, bau mulut, asma dan lainya. Sirih nuga dapat menyembuhkan luka bakar, kurap kaki, bisul, mimisan, mengurangi produksi ASI yang berlebihan dan menghilangkan gatal.
Sirih juga merupakan bagian penting dalam adat pernikahan di Aceh.Â