lorong-lorong sunyi,
senyap, pengap, gundah menyinari.
 ku pacu langkah seribu senja menari.
 berlari, mencari titik ujung kendali.
 namun yang terdapati,
 lirih rintih sepi bernyanyi.
 emang, terjal jalan yang ditapaki ianya misteri.
 itu jua yang buat hidup lebih berwarna-warni.
 namun, perihal ujung helai titik terjauh hati,
 tak jua bisa terenyuh kembali.
 sebab jiwa terjebak dalam lorong sunyi.
 dikata mati, masih ada detak nadi.
 terdengarpun nada-nada yang tak harmoni.
 kalaulah ada titik itu yang ingin hadir mengisi,
 mulailah panggil dengan rasa sabar tanpa tepi.
 ulurkan harapan tanpa ada kata tapi.
 sebab, diri memiliki harapan yang begitu lebih.
 untuk benar-benar keluar dalam lorong sunyi ini.
Curup,
September 18