detik denting malam bergemuruh,
 suara-suara sepi menjadikan sebuah keheningan terasa gaduh.
 aku,
 masiih saja merangkai jeda tuk bebaskan prahara rasa.
 rasa yang t'lah terpenggal sedemikian hingga.
 terbelah-pecah, hilang arah jua asa.
 menyisakan sedikitnya nafas cinta.
 itupun t'lah semampusnya ku coba,
 sekuat dermaga jiwa tuk nyalakan lagi asmara.
 bukan menjadi lebih tertata,
 malah endingnya buat hal-hal lain menjadi semakin patah.
 terbiar-buyar,
 nyanyian detik s'makin sunyi menjadi-jadi, Â
 menikam kelam hingga merobek hati yang tak lagi berkasih.
 hingga semua yang mereka bawapun enggan tuk ku peduli.
 sebabnya kalian ku persilahkan,
 bebas tuk menghardik sedemikian rupa.
 tuk semua kesunyian yang ku bagi tanpa nyawa.
 untuk satu alasan ini, aku benar-benar t'lah kalah,
 tak punyai lebih kemampuan tuk memenangkan siapa-siapa.
 karena tersungkur jatuh teramat jauh,
 kemudian menjadi menunggu, menunggu dan menunggu.
 untuk satu senyum yang mampu melebur,
 dan melegakan dahaga qalbu yang benar-benar rapuh.!