Akhir-akhir ini, konten seputar tukang keliling atau jasa keliling 'bergentayangan' di media sosial. Ada jasa doa keliling, ceramah keliling, hingga yang paling kocak jasa bikin anak keliling. Asli. Ini benar-benar menghibur.Â
Meski terkadang akan sangat sulit membayangkan keberadaan toilet keliling, atau jasa perosotan keliling. Aneh, tapi begitulah faktanya tren hidup masyarakat era digital. Apa-apa serba dikontenin.
Konten parodi jasa keliling di medsos bisa dibilang sebagai bentuk sindiran kepada salah satu acara tv swasta di Indonesia. Pada acara tv tersebut menampilkan episode-episode yang, menurut saya, nyeleneh juga sekaligus unik. Belum umum di masyarakat. Masyarakat belum familiar sama adegan di sinetron tersebut. Seperti tukang fotokopi keliling, hingga munculnya semangka goreng.
Bermula dari situ, munculah fenomema jasa keliling di medsos yang diparodikan content creator. Tak hanya gaya parodinya saja yang mengikuti salah satu stasiun tv swasta itu, namun para content creator itu juga menggunakan logo dan program dari tv swasta tersebut.
Wajar jika hal itu meresahkan pihak tv swasta itu karena dapat mengundang kesalahpahaman bagi sebagian penontonnya yang mengira konten video tersebut merupakan hasil produksi resmi tv swasta tersebut. Hal itu yang diduga kuat membuat tv swasta tersebut mengambil langkah tegas.
Tv swasta tersebut, melalui media sosial pribadinya, mengumumkan informasi terkait semua hal yang berkaitan dengan penyalahgunaan logo, motto, simbol dan program milik salah satu stasiun tv swasta yang semuanya merupakan hak kekayaan intelektual yang dalam penggunaannya harus seizin pihak yang bersangkutan.
Tv swasta tersebut juga mengungkapkan akan menempuh jalur hukum jika pelanggaran atas aset mereka masih dilakukan oleh publik.
Sontak, postingan tv swasta di instagram itu dibanjiri komentar pedas dari warganet. Mayoritas warganet justru mengkritik stasiun tv tersebut, alih-alih memberikan pembelaan atas postingan tersebut.
"MAU TAU KENAPA? Karena Acara Anda Tidak Bermutu, Anda jangan marah karena di PARODIKAN."
"PAHAMILAH JIKA ITU BENTUK KRITIK DARI NETIZEN TERKAIT ACARA KALIAN YG GA WARAS!"