Mohon tunggu...
Khairul Anwar
Khairul Anwar Mohon Tunggu... Penulis - Warga Bumi

Penikmat Teh Anget di Pagi Hari

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rutinan IPNU dan IPPNU, Apa Manfaatnya?

20 Juli 2023   14:56 Diperbarui: 20 Juli 2023   15:00 1024
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya cukup punya pengalaman di organisasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU). Sembilan tahun saya menimba ilmu di IPNU. Tahun 2013 hingga 2022, dari tingkat ranting sampai cabang. Karena pernah terjun langsung sebagai anggota dan pengurus IPNU dalam waktu yang lama, saya tentu paham bagaimana aktivitas yang dilakukan anak-anak IPNU dan juga IPPNU, sebagai partner organisasi dari IPNU.

Di organisasi yang didirikan pada era 1950-an ini, ada berbagai macam kegiatan yang seyogyanya dapat dimanfaatkan setiap anggotanya untuk mengembangkan skill, memperluas keilmuan atau minimal menambah teman. Hampir setiap pekan selalu ada kegiatan, entah yang bersifat keagamaan, sosial, atau bahkan hanya sekadar rapat.

Salah satu agenda rutin IPNU dan IPPNU adalah pembacaan yasin dan tahlil. Agenda ini dikemas dengan nama 'Rutinan'. Saya, dan juga teman-teman kerap menyebutnya dengan istilah 'rutinan'.

"Berangkat rutinan IPNU yok rekan,"ucap saya suatu ketika kepada beberapa anak muda yang lagi nongkrong di mushola.

"Iya mas, nanti kami nyusul,"

Istilah 'rutinan' memang telah mendarah daging di jiwa kami. Jarang sekali saya mengatakan, "nanti malam jangan lupa berangkat membaca yasin dan tahlil ya,".

Membaca surat Yasin dan tahlil memang salah satu isi dari agenda rutinan itu sendiri. Selain itu, di ranting saya agenda rutinan juga diisi dengan pembacaan kitab al barzanji. Entah sejak kapan, acara yang dinamakan 'rutinan' ini menjadi agenda khas dari IPNU-IPPNU, tidak hanya di desa saya, tapi juga di daerah lain.

Saya menduga, acara 'rutinan' di IPNU dan IPPNU ini terjadi karena mengikuti budaya nenek moyang kita, para ulama NU terdahulu, yang gemar melakukan kumpul-kumpul untuk berzikir, tirakat, dan lain-lain. Makanya, tak heran jika IPNU dan IPPNU melakukan hal serupa. Anak-anak muda NU ini mewarisi apa yang dulunya (bahkan sampai sekarang) dilakukan kiai-kiai NU.

Kegiatan 'rutinan' seperti telah mendarah daging di tubuh IPNU dan IPPNU. Jika diumpamakan, acara-acara yang lain itu adalah tubuh (jasad), maka 'rutinan' adalah ruhnya. Kegiatan rutinan di ranting saya biasanya dilakukan seminggu sekali, di tempat lain ada yang dua minggu sekali, bahkan satu bulan sekali.

Kegiatan 'rutinan' ini semacam tradisi yang diwariskan secara turun temurun dari kepengurusan sebelumnya. Dengan digelarnya acara ini, pelajar NU alias IPNU dan IPPNU telah mewujudkan apa yang disebut Al Istiqomah Khoirun Min Alfi Karomah, yang artinya konsistensi itu lebih baik daripada seribu karomah. Dari hadits Nabi SAW ini betapa luar biasanya kekuatan istiqomah. Allah SWT berikan kepada orang yang istiqomah 1000 karomah, satu karomah saja sudah dahsyat apalagi 1000 karomah.

Tradisi 'rutinan', yang secara umum dilakukan di ranah ranting, biasanya di tempatkan di rumah-rumah anggota, mushola, majlis, sekretariat, dan tempat lain yang representatif.

Lantas, selain pembacaan surat yasin dan tahlil, ada apa saja di kegiatan 'rutinan'?

Biar saya jelasin. Sebelum acara inti, rutinan dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars IPNU dan IPPNU, Mars Syubbanul Wathon, lalu barulah masuk ke acara inti, entah baca yasin tahlil, al barzanji, nariyahan, atau lainnya. Setelah itu, masuk sambutan-sambutan dan acara lain-lain. Acara lain-lain biasanya diisi dengan mengaji kitab kuning, diskusi atau tanya jawab seputar program kerja organisasi.

Dari acara itu, ada banyak manfaat yang bisa dipetik oleh setiap anggota IPNU dan IPPNU. Manfaat pertama adalah dapat meningkatkan jalinan silaturrahim, memperkuat tali persaudaraan, dan mempersatukan antar anggota satu dengan yang lainnya. Sebab seringnya bertemu membuat mereka bisa kenal satu sama lain.

Manfaat kedua adalah sebagai wadah belajar. Dalam 'rutinan' pasti terdapat pembawa acara. Anggota pelajar NU bisa unjuk gigi disitu. Belajar bagaimana ngomong di depan publik, serta juga melatih mental agar lebih baik.

Selain itu, ada pula yang bertugas membaca tawasul atau orang yang memimpin pembacaan yasin tahlil. Khusus tugas ini, usahakan untuk yang melakukannya diselang-seling. Jangan ketuanya terus. Poin ini penting karena suatu saat ketika diminta melakukan hal yang sama di masyarakat, seorang anggota sudah punya bekal. Kader IPNU minimal bisa memimpin pembacaan yasin dan tahlil.

Kemudian, hal apalagi yang bisa dipetik dari agenda 'rutinan'?

Kita masuk ke manfaat ketiga. Dengan mengadakan 'rutinan', maka kita sudah ikut serta menjaga dan melestarikan amalan Aswaja An Nahdliyah. NU sendiri merupakan organisasi yang sampai saat ini konsisten menyebarkan dan mengamalkan ajaran Aswaja. Karena, di dalam Aswaja sendiri terdapat nilai-nilai luhur seperti tawassuth (moderat), tawazun (seimbang), tasamuh (toleransi), dan i'tidal (adil).

Manfaat keempat, agenda 'rutinan' membuat siapa pun yang sering hadir, lambat laun akan hafal lagu Indonesia Raya dan mars Syubbanul Wathon. Kedua lagu ini, menurut saya sangat penting untuk dinyanyikan di setiap kegiatan IPNU dan IPPNU. Sebab untuk mengenalkan ke anggota IPNU dan IPPNU bahwa menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan mars NU dengan penuh semangat merupakan perbuatan cinta NKRI. Rasa cinta terhadap negara sendiri harus ditanamkan sejak dini. Para ulama NU terdahulu merupakan tokoh-tokoh yang ikut berperan dalam mewujudkan kemerdekaan Republik Indonesia. Para ulama juga selalu mengajarkan kepada santrinya agar senantiasa mencintai dan menjaga NKRI.

Manfaat kelima, dengan mengikuti 'rutinan', kita sudah berusaha menjadi pribadi yang senantiasa mengamalkan amal shalih. Sebab di acara 'rutinan' mengandung banyak manfaat, baik bagi diri sendiri atau orang lain. Misalnya, ada sesi mengaji kitab kuning dan diskusi seputar organisasi atau ke-NU-an.

Hal tersebut berarti ada sebuah ilmu yang bisa kita berikan atau kita dapatkan, dan acara seperti ini termasuk amal kebaikan kita. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Bayyinah ayat 7 "Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih, merekalah makhluk yang terbaik". Semoga kita, sebagai kader NU, dapat menjadi pribadi yang senantiasa berbuat baik. Main mobile legends boleh, tapi ngaji jangan ditinggalkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun