"Menulis di media A dapat honornya berapa mas,?"
"Ajarin nulis biar dpt cuan donk mas,"
Dan beberapa pertanyaan sekaligus pernyataan lain yang membuat saya perlu geleng-geleng kepala.
Mindset mereka ingin menulis untuk cari uang memang nggak salah. Sebab, hidup ini butuh uang. Buat saku kuliah dan bahagiain calon mertua, misalnya. Tapi menurut saya, orang yang baru mau mengawali menulis di media online, jangan lah berpatokan entar dapat uang atau nggak terlebih dulu. Itu terlalu jauh, setidaknya menurut saya. Silakan Anda mau nggak setuju tidak apa-apa.
Pengalaman saya, ketika bulan-bulan pertama saya menulis di media online, saya sama sekali tak pernah berharap dapat cuan. Asli. Tulisan saya bisa terbit di media pun sudah bikin saya senang. Bahagia. Terus saya share link tulisan itu ke grup-grup WhatsApp, sambil bilang dalam hati "iki lho tulisan ku". Kalau toh akhirnya saya dapat uang dari hasil tulisan itu, saya anggap bonus.
Jadi buat Anda, Anda, dan Anda, yang baru mau memulai perjalanan menjadi penulis lepas, misalnya, kesampingkan dulu mindset cari uang dari hasil menulis.
Jadikan aktivitas menulis Anda ini sebagai proses belajar. Itu pertama. Yang kedua, jadikan pengalaman pertama menulis di media sebagai proses mengenalkan diri kita kepada orang lain. Dulu saat pertama kali menulis di media, niat saya menulis adalah untuk menambah portofolio, nge-branding diri, dan memperluas jaringan. Selebihnya hanya bonus, termasuk soal honor. Orang-orang akan menilai siapa diri kita dari kebiasaan kita.
Saat saya kirim tulisan itu ke media, beberapa hari setelahnya saya selalu cek secara berkala di media tersebut. Saya bertanya dalam diri sendiri "apakah tulisan saya sudah terbit?" saya selalu penasaran. Rasa bahagia dan puas adalah ketika tulisan itu terbit di media. Ada rasa bangga di situ. Kepercayaan diri untuk menulis lagi semakin tinggi. Lalu saya share tulisan itu di media sosial pribadi, agar tulisan itu dapat dibaca oleh banyak orang.
Dari situ, sebagai pemula rasanya sangat gembira ketika hasil karya saya bisa terbit di media, apalagi media itu sudah punya nama yang cukup besar. Kalau toh nggak diterima media, ya, saya ikhlas. Sebab, dari situ saya bisa belajar lebih banyak lagi. Apa kurangnya tulisan saya. Sehingga saya perbaiki nantinya.
Jadi, saya berpesan kepada teman-teman yang minat pada dunia tulis menulis, khususnya yang tertarik mengirim tulisannya ke media, jangan jadikan cuan itu sebagai motivasi utama. Nanti perjalanan menulis Anda nggak bikin bahagia. Anda akan selalu kepikiran "tulisan saya layak muat nggak ya", "tulisan saya bagus nggak ya" dan lain-lain, yang itu menjadikan Anda tidak bebas dalam berekspresi menuangkan kalimat demi kalimat, kata demi kata.
Bagi pemula, yang penting nulis saja dulu yang bagus, tanpa memikirkan uang. Proses belajar lah hal yang paling penting. Dengan menjadikan belajar sebagai motivasi, maka ketika ada sesuatu yang kurang dari tulisan kita, kita akan memperbaikinya. Sebaliknya, jika kita menjadikan uang sebagai tujuan utama dalam menulis, maka ketika kita nggak mendapatkan uang, kita dapat berhenti menulis. Ketika kita berhenti menulis, lalu apa yang akan kita bagi ke masyarakat?