Mohon tunggu...
Humaniora

Bhumi Hostel yang Mem"bumi"

2 Oktober 2017   03:48 Diperbarui: 2 Oktober 2017   04:36 1306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Yogyakarta merupakan salah satu tujuan bagi para wisatawan lokal maupun wisatawan asing, yang ingin berkunjung untuk menikmati kekayaan pariwisata serta kekentalan budaya lokal yang dimilikinya. Adanya kekayaan dalam sektor pariwisata inilah, salah satunya dapat berdampak pada pergerakan perekonomian masyarakat. Hal ini yang menimbulkan munculnya industri-industri yang berkaitan dengan sektor pariwisata, salah satunya adalah hostel.

Bhumi Hostel Kotagede merupakan sebuah hostel di Yogyakarta, yang memiliki keunikan tersendiri yang membedakan dengan industri hostel lain. Bhumi Hostel merupakan salah satu penginapan yang berlokasi di Jalan Raden Ronggo No. 14 Kotagede, Kota Yogyakarta 55172. Bhumi Hostel Kotagede menawarkan pelayanan yang berkonsep sangat homeydan mempercayai bahwa esensi dari perjalanan tidak hanya terletak pada pemandangan yang dilihat, tetapi pada bagaimana pengalaman-pengalaman yang terjadi selama perjalanan tersebut. 

Karyawan Bhumi Hostel Kotagede semuanya adalah wisatawan berpengalaman, akan memberikan pelayanan terbaik mereka dalam membantu wisatawan pengunjung dengan semua aktivitas travelling-nya seperti pemesanan museum, saran tur, pemesanan restoran dan informasi terbaik mengenai transportasi serta event yang ada di Yogyakarta (bhumihostel.com).

Bhumi Hostel masih terbilang baru karena baru dibuka di tahun 2016 ini. Diambil dari bahasa Sansekerta yang berarti bumi, Bhumi Hostel Kotagede ini bukan hanya tempat untuk berkumpul orang-orang, namun juga bagi binatang yang dipelihara serta tumbuh-tumbuhan yang ditanam secara mandiri oleh hostBhumi Hostel Kotagede. Hal itulah, yang membuat hostel ini cukup menarik karena mengusung konsep sustainability dengan menanam tanaman organik di dalam tamannya dan tidak menggunakan pestisida supaya semua jenis tanaman aman untuk dikonsumsi langsung sebagai raw food (makanan dari tanaman mentah yang dapat langsung dimakan).

Bhumi Hostel juga selalu mendaur ulang sampah-sampah baik sampah organik maupun non organik. Bhumi Hostel turut berkontribusi dalam perlindungan satwa peliharaan seperti anjing dan kucing,di mana hal ini merupakan dukungan dari Bhumi Hostel kepada Animal Friends Jogja (AFJ) yang melakukan education, advocacy, campaigns,dan rescues.Kepedulian Bhumi Hostel terhadap lingkungan dan makhluk hidup merupakan nilai tambah sebagai sebuah organisasi. Suasana kekeluargaan  juga diterapkan oleh karyawan Bhumi Hostel Kotagede ketika mereka berinteraksi dengan tamu-tamunya. Sebagian besar tamu yang pernah menginap di Bhumi Hostel adalah tamu asing, di mana hal ini bisa menjadi ancaman bagi Bhumi Hostel karena masyarakat dan wisatawan lokal.

Tema logo dibuat ala ke-metro-an. Keaslian yang Bhumi punya adalah simple, kuat, dan melambangkan kota gede. Bangga dengan area yang ditinggali oleh bhumi sekarang. We're more than just a hostel, bukan hanya hostel but also will have a training for housekeeping and hotel management and staff like that.  Bhumi Hostel dan Kota Gede merupakan satu paket yang menghiasi Yogyakarta dengan keunikan dan pengalaman. Logo berwarna biru dan kuning kombo melambangkan warna yang bahagia, full of joy,menurut tiles. Bahkan, Bhumi Hostel juga sudah mempunyai calon investor untuk membangun tempat atau rumah yang ramah lingkunngan, ibaratnya seperti mem"bumi"kan calon cabangnya tersebut.

Bhumi Hostel memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh hostel-hostel lain di Yogyakarta. Bhumi Hostel memiliki keunikan dengan mempertahankan budaya lokal. Untuk seluruh makanan dan minuman yang disajikan beberapa menggunakan bahan yang diambil dari perkebunan Bhumi Hostel sendiri. Bukan hanya makanan dan minuman, tetapi para staff yang berkerja di sana juga memiliki sifat Indonesia yaitu ramah, siap membantu, dan sederhana. Para staff Bhumi Hostel tidak sebanyak staff pada hostel umumnya di Yogyakarta. Bhumi Hostel hanya memiliki kurang lebih 4-5 orang. 

Salah satu perbedaan yang dimiliki staff Bhumi Hostel dengan staff hostel lain pada umumnya adalah ketika penginap pertama kali datang akan disuguhkan minuman khas dari Bhumi Hostel yang bahan-bahannya berasal dari kebun Bhumi Hostel, kemudian akan diajak berkeliling Bhumi Hostel dan memperkenalkan apa saja yang dimiliki oleh Bhumi dimulai dengan fasilitasnya, makanan, minuman, souvenir, tour-guide,perkebunan, cara membuang sampah yaitu dibedakan dari yang mana sampah organik dan non-organik. Bhumi Hostel juga memberikan informasi kepada para penginap (dan bahkan kepada publik) bahwa Bhumi adalah hostel yang ramah lingkungan.

Bhumi menjalankan konsep sustainability,atau biasanya disebut dengan konsep yang berkelanjutan. Menurut http://file.upi.edu, pembangunan berkelanjutan menurut Emil Salim (1990) bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi  manusia. Pembangunan yang berkelanjutan pada hekekatnya ditujukan untuk mencari pemerataan pembangunan antar generasi pada masa kini maupun masa mendatang. Menurut KLH (1990) pembangunan (yang pada dasarnya lebih berorientasi ekonomi) dapat diukur keberlanjutannya berdasarkan tiga kriteria yaitu : (1) Tidak ada pemborosan penggunaan sumber daya alam atau depletion of natural resources; (2)  Tidak ada polusi dan dampak lingkungan lainnya; (3) Kegiatannya harus dapat  meningkatkan  useable resources ataupun  replaceable resource.

Ketiga kriteria di atas mampu menjelaskan bagaimana Bhumi Hostel memiliki pengelolaan yang bersifat sustainability.Bhumi Hostel tidak menggunakan sumber daya alam secara boros, cuma-cuma,dan dalam skala yang besar (dapat dilihat di lampiran). Hostel dengan konsep ramah lingkungan tersebut cukup sederhana dalam pengelolaan limbahnya, bahkan pengelolaan listrik dan air pun masih dikelola sendiri sehingga belum memiliki kerjasama dengan lembaga lingkungan Yogyakarta. Bhumi juga mengajarkan kepada pengunjungnya untuk menjaga lingkungan alam agar tidak merugikan kondisi alam sekitar terutama di Bhumi Hostel. Selain itu, pengunjung Bhumi juga harus memiliki keramahan dan respectterhadap hewan karena Bhumi juga mempunyai hewan yang diadopsi dari Animal Friends Jogja, dua anjing dan dua kucing.

 Pengunjung Bhumi juga harus saling berkomunikasi karena Bhumi menjunjung nilai toleransi dan komunikasi adalah hal yang penting antara staff dan pengunjung. Bhumi memberikan pesan komunikasi kepada Bhumi, dan juga masyarakat yang hanya mengenal Bhumi sebagai hostel, bahwa Bhumi adalah hostel yang memang mengedepankan nilai eco-friendly.Bhumi's Family adalah sebutan bagi para pengunjung yang pernah menginap di Bhumi, dan bahkan beberapa atau sebagian besar masih menjalin komunikasi.

Bhumi Hostel menggunakan teori lingkungan hidup ekosentrisme. Antroposentrisme ukuran keadilan ditentukan oleh manusia, biosentrisme ukuran keadilan ditentukan oleh harkat semua makhluk hidup, sedangkan ekosentrisme mengukur keadilan berdasarkan pada keseluruhan ekosistem (Sonny Keraf, 2006:33-75). Ekosentrisme adalah hal yang paling penting supaya tetap bertahannya semua yang hidup dan yang tidak hidup sebagai komponen ekosistem yang sehat, seperti halnya manusia, semua benda kosmis memiliki tanggung jawab moralnya sendiri (J. Sudriyanto, 1992:243). 

Platform aksi: Ecosophy: kearifan hidup, cara hidup, pola hidup selaras dengan alam. Perilaku dan gaya hidup baru ini harus terwujud dalam operasi dan sepak terjang berbagai perusahaan dan industri modern, seperti Bhumi Hostel. Industri hostel sedang merajalela di Yogyakarta.

 Sebagai perusahaan kecil yang bergerak di bidang akomodasi, Bhumi memberikan sebuah kesegaran baru dalam industri yang terletak jauh dari kota yaitu di Kota Gede yang notabenenya merupakan daerah pengrajin perak dan minim hiruk-pikuk suasana perkotaan dengan membawa konsep hostel yang berbeda dari hostel lain pada umumnya. Lingkungan yang baik di mana tumbuhan, hewan, dan manusia bersatu untuk saling peduli dan merawat. Bhumi Hostel menghantarkan pesan itu kepada tamu dan juga masyarakat. Eco-friendlybukan hanya isapan jempol belaka sebab hal itu memang telah dilakukan oleh Bhumi sejak awal demi menciptakan lingkungan yang seimbang antara hubungan manusia dan makhluk hidup lain yang ada di sekitarnya.

Pada tulisan ini, Bhumi Hostel menggunakan teori Ideology, the environment and one worldview: A discourse analysis of Noranda's environmental and sustainable development reports.Dalam analisis Noranda ini terdapat tiga kerangka kognitif (Eder, 1996), yaitu:

  • Tanggung jawab secara moral: mengenai hal apa yang harus dilakukan kepada dunia, atau bentuk tanggung jawab apa manusia yang dapat dilakukan untuk alam apakah hal tersebut bersifat realistis atau hanya menggunakan perspektif deontologi.
  • Objektivitas empiris: berhubungan dengan observasi empiris mengenai alam yang dilakukan secara mekanis, keilmuan, dan teknologi.
  • Penilaian estetis: pengungkapan ekspresi hubungan antara manusia dengan alam, bagaimana manusia berperilaku atas alam yang berkaitan dengan sosial, faktual, dan subjektif.

Noranda memiliki fokus kepada beberapa hal yang spesifik dari lingkungan yaitu penyaluran air, luapan, emisi udara, lahan, keasaman drainase tambang, daur ulang logam, meng-konservasi energi, dan masalah legalitas. Sumur, tempat pembuangan limbah, saluran air kotor, pengelolaan hostel dilakukan dengan segala rincian yang memperhatikan kondisi lingkungan, Perusahaan harus secara berkala mengelola laporan-laporan sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan global sebagai bentuk dari melindungi lingkungan. 

Komitmen harus dijaga dan suatu perusahaan harus dapat mengusahakan kerjasama dengan komunitas sekitar perusahaan untuk tetap berada di posisi yang aman dan berkelanjutan, namun tetap memiliki nilai. Sebagaimana Bhumi Hostel dari awal dibangun memiliki konsep sustainabilitydan eco-friendly,maka Bhumi secara lingkungan telah mengatur sedemikian rupa untuk selalu menjaga kondisi lingkungan dan mengajak pengunjung atau penginap di sana untuk membantu mempertahankan hal tersebut.

Objektivitas empiris menggunakan diskusi dan penerapan teknologi dalam solusi sebagai upaya menciptakan keberlanjutan terhadap lingkungan. Namun, tetap diperlukannya kesadaran dari para staff Bhumi untuk terus mewujudkan dan mempertahankan tujuan perusahaan. Program CSR juga dijalankan di Bhumi Hostel guna menjaga lingkungan dan ketertiban penginap.

Secara keseluruhan, Bhumi Hostel cenderung menggunakan pendekatan ekosentrisme, yaitu dengan adanya eco-friendlydalam menghantarkan pesan kepada pengunjung maupun masyarakat. Perspektif kontrak sosial juga dilakukan oleh Bhumi Hostel, sebab Bhumi bertanggung jawab akan lingkungan sekitarnya. Sustainabilitydan eco-friendlymelibatkan masyarakat sipil dan industri di sekitarnya untuk membantu mengusahakan keberlangsungan lingkungan dan perusahaan. Tidak hanya lingkungan, namun komunikasi dan kenyamanan manusia juga diberikan secara total. Dengan mempertahankan budaya lokal seperti ramah dan kenyamanan, makanan dan minuman lokal, kekeluargaan, fasilitas yang lengkap, easy check-in or reservationmembuat Bhumi Hostel tidak mudah dilupakan.

Masih sedikit jasa pelayanan akomodasi yang memiliki kesederhanaan yang memiliki konsep eco-friendly dan sustainabilitysehingga membuat Bhumi Hostel menonjol. Dampak dari hal itu adalah Bhumi membantu perekonomian lingkungan sekitar, menjadi pendukung dan bahkan ikut serta dalam mendukung Animal Friends Jogja, tanpa merugikan salah satu pihak sebab Bhumi mendirikan dan mengelola hostel dengan konsep yang berbeda.

LAMPIRAN:

 *untukbeberapafotokelengkapanlegalitasdirahasiakan.

 

Daftar Pustaka:

Buhr, Nola dan Sara Reiter. 2006. IDEOLOGY, THE ENVIRONMENT AND ONE WORLDVIEW: A DISCOURSE ANALYSIS OF NORANDA'S ENVIRONMENTAL AND SUSTAINABLE DEVELOPMENT REPORTS.

Nurmardiansyah, Eko. 2014. ECO-PHILOSOPHYDAN IMPLIKASINYA DALAM POLITIK HUKUM LINGKUNGAN DI INDONESIA.Universitas Katholik Parahyangan Bandung.

Suliantoro, Bernadus Wibowo dan Caritas Woro Murdiarti R. 2013. Konsep Keadilan Sosial yang Berwasan Ekologis Menurut Vandana Shiva(Kajian dari Perspektif Etika Lingkungan).Universitas Atma Jaya Yogyakarta: Fakultas Ekonomi.

Keraf, A. S. 2010. Etika Lingkungan Hidup.Jakarta: PT Penerbit Buku Kompas.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun