Engkau tak perlu rela tidak makan, tidak tidur, tidak menikmati gajimu, namun cukuplah engkau bekerja keras, berpikir untuk kesejahteraan rakyat, supaya kami rakyatmu bisa makan dengan tenang, dan hidup dengan damai.
Engkau tak usah menjadi sandaran hidup kami, cukuplah ajari kami untuk berdiri kokoh diatas kaki kami, berkarya diatas kaki sendiri, agar kami tidak jatuh tersungkur dan kembali kedalam kesengsaraan jika suatu saat engkau meninggalkan kami.
Engkau tak mesti mengusir antek-antek asing dari negara kami, karena kami tahu keberadaan mereka dapat meningkatkan devisa negara, namun cukuplah Bapak arahkan kami kejalan yang dapat membuat kami berdiri sama tegak dan sama kokoh dengan perusahaan-perusahaan asing.
Engkau tak kudu mengunjungi kami hingga ke pasar-pasar tradisional agar kami berebutan mencium tanganmu, cukuplah Bapak jumpai kami saat kami berkunjung dan mengetuk pintu istanamu.
Engkau tak harus masuk ke gorong-gorong yang gelap, bau, penuh dengan sampah dan lumpur hitam agar kami menganggap bapak benar-benar peduli dengan kami, cukuplah kau bimbing kami untuk membina generasi-generasi setelah kami agar memiliki mental pemimpin bukan mental pejabat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H