Mohon tunggu...
Inovasi Pilihan

Bersosial Media yang Positif

17 November 2017   14:38 Diperbarui: 17 November 2017   14:46 651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Di umurnya yang ke 72, masyarakat republik ini telah dibiasakan dengan kata-kata yang jauh dari nilai pendidikan. Kita tidak sadar bahwasanya perkataan, pernyataan, dan ungkapan-ungkapan kita di media sosial telah menodai nilai pendidikan. Pemerintah, guru, orang tua, dan mahassiswa lupa akan posisinya ketika berada di media sosial. 

Di satu sisi, pemerintah memimpikan peserta didik yang terdidik, namun dilain sisi para pemangku jabatan ini mempertontonkan perilaku yang tidak wajar. Di satu sudut, para pendidik mengajarkan kata-kata yang santun nan luhur, tapi dilain sudut para pengampu pendidikan ini  menanamkan kalimat-kalimat konotasi berbau kebencian.

Di satu kesempatan para mahasiswa meneriakkan "Perubahan Sistem Pendidikan", sayangnya dilain  kesempatan para agen perubahan ini  memperlihatkan aksi-aksi anarkis, orasi-orasi propokatif, dan sisi-sisi diktator. Seakan para mahasiswa merasa bahwa merekalah pemilik negeri ini, para mahasiswa merasa bahwa hanya dengan tindak-tanduk merekalah keadilan sosial dan keadilan dimata hukum akan terlaksana di bumi Indonesia ini.

Tidak jauh berbeda dengan aparat penasehat agama. Dalam satu jamuan, menyampaikan pesan kebaikan dan ketulusan, akan tetapi dilain jamuan menebarkan kebencian dan ke-riya-an. Semuanya serba kontradiktif. Mencampur adukkan antara yang baik dan yang buruk, yang benar dan yang salah, kemudian yang tulus dan yang benci. Berperilaku yang baik seharusnya tidak memandang apa agamanya. Berkata benar semestinya tidak melihat apa jabatannya. Dan berbuat dengan tulus tidak sepatutnya menilai siapa dirinya.

Dampak yang terjadi di masa reformasi dan digital citizenship saat ini adalah penurunan karakter pada generasi muda bangsa ini. Era millenium yang penuh dengan kebebasan ini seharusnya menjadi ajang unjuk diri bagi pewaris peradaban bangsa ini. Berjalan bersama membawa obor tahun-tahun keemasan Indonesia. Bergandeng tangan melanjutkan estafet perjuangan sesepuh-sesepuh bangsa.

Dunia maya adalah bagian kecil dari kehidupan kita berbangsa dan bernegara, sehingga tidah wajar jika dunia maya dapat merusak persaudaraan kita, memisah kebhinekaan kita, dan mengotori pikiran generasi kita.

Media-media sosial, tak ubahnya seperti atom dalam kumpulan partikel. Serapuh apakah persatuan kita, sehingga media sosial dapat menceraikannya. Berita-berita hoax, bagaikan gosip diantara kaum-kaum ibu disaat petang. Serendah apakah tingkat intelijensia generasi muda kita, sehingga mudah termakan berita-berita hoax. Dan konten-konten penyebar kebencian bah buih dilautan yang akan selalu ada namun mudah terombang-ambing. Apakah mental dan karakter bangsa yang gemah ripah loh jenawe ini tidak sanggup menjadi perisainya.

Krisis karakter yang kita alami saat ini, menjadi pekerjaan rumah bagi segenap lapisan masyarakan bangsa ini. Mari kita laksanakan peran masing-masing untuk menjaga keutuhan negara kita. Pemerintah yang berbudi pekerti yang baik, politikus yang bertutur kata yang luhur, tenaga pengajar yang berkarakter pendidik dan penasehat agama yang bermental kasih sayang. 

Terkhusus bagi para pemuka peserta didik republik ini, para mahasiswa, ketuklah hati orang tua-orang tua kita untuk menjadi teladan bagi generasi muda bangsa ini. Robohkanlah kebencian yang berdiri mengangkang, dengan turun ke jalan tanpa aksi anarkis, membawa pesan positif dengan bahasa yang lembut, sekaligus menjadi palang utama revolusi mental dan penggerak pembaharuan karakter untuk Indonesia yang bermartabat.

Mari kita mulai dengan bersosial media yang positif, dengan menyebarluaskan konten-konten kebaikan, mengirimkan berita-berita damai, dan membanjiri dunia maya dengan pesan-pesan penuh cinta dan kasih sayang. Dengan demikian, kita telah ikut serta mencicil langkah penting : melakukan pembaharuan moral bangsa dengan bersosial media yang positif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun