Mohon tunggu...
Khairil Rita
Khairil Rita Mohon Tunggu... -

Khairil Anwar Anak yang rajin beribadah dan tekun menjalankan apa yang mampu dikerjakan. Mengenal tulisan sejak 2 tahun terakhir pada 2011 saat menjadi jurnalis tetapi belum begitu pandai dalam memerankan kalimat dan menyusun kata yang baik menurut ejaan dan kalimat bahasa yang baik. Berkeinginan menjadi seorang penjual handal agar mampu bangkitkan dunia industri maupun pengembangan diri dan mengenalkan kepada dunia tentang banyak hal. seperti tempat tinggal asalku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menjalani Hidup Tanpa Bekerja

30 Juli 2013   22:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:49 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

menjalani hidup tanpa bekerja
menjadi pemuda dengan tidak bekerja adalah sesuatu yang mungkin tidak baik. APalagi ketika usia sudah diatas 30 tahun. tanpa adanya keahlian atau tapa adanya pemasukan yang mantap. Hanya bisa berpikir kemana arah dan tujuan ini.

hari ini seorang teman lama bernama saidi berusia 50 tahun mengajarkanku tentang arti sebuah pekerjaan dan rasa syukur. dengan usia demikian dirinya seakan memberikan sebuah pesan kepadaku. bahwa hidup itu harus berusaha dan bekerja namun banyak hal yang harus dilakukan. dia mengisahkan sejak 2 tahun terakhir bekerja di hutan atau bekerja di hutan belantara berkebun dengan menanam kopi. yang berpenghasilan tak kurang dari 10 juta setiap tahun. itulah penghasilannya selama satu tahun terakhir yang ia ceritakan kepadaku.

dulunya dia seorang pemuda dengant tidak bersekolah apalagi memasuki bangku sekolah sarjanah jangankantamat sma. sekolah dasar saja dia tidak tamat ujarnya kepadaku dalam sebuah kesempatan namun lagi lagi hal itu tidak menjadi persoalan baginya untuk tetap hidup sebagai manusia yang layaknya berussaha dan bekerja. meskipundia tidak mampu untuk membangun gedung dan mengumpulkan banyak uang untuk kebutuhan rumah tanggannya dia cukup berpikir baik tentang hidup setiap hari bekerja tanpa banyak beribadah adahal yang dia yakini baik ialah ketika berusaha meskipun mengetahui hasil yang nanti akan dicapai dia tetap semangat.

dia tidak ingin lagi berkhayal di usianya demikian namun keinginannya hanya mampu memiliki sebidang kebun kopi. maklum saat ini di abekerja, dengan orang dengan memelihara kebun. dengan hasil panen yang ia dapat dibagi tiga ketika hasil buah kopi yang dipanen dapat satu ton maka dua bagia miliknya sedangkan sisanya dia ambil.

setiap hari lanjutnya dia makan tanpa adanya sayuran atau lauk yang cukup, ya hanya sekedar makan. pernah suatu saat tidak memiliki bekal persediaan untuk dimakan ketika di kebun. dia sendiri sangat bersyukur tanpa menyalahkan nasib.
setiap hari kerjanya membersihkan rerumputan. batang kopi yang jika tidak di rumput rumput tersubut bisa menjadi belukar diatas lahan 2 hektar tempa ia bekerja.

hari  ini ingatannya terbayang setiap hari itulah yang ia konsumsi sebagai petani bekerja dan bekerja membersihkan hutan. orang seperti iini hendaknya menjadi aset bagi pihak pemerinta karena dialah yang merawat hutan dengan mengambil hasil panen dai buah kpinya tidak bermaksud melakukan ilegal loging hanya sekedar hidup untuk untuk hidup.

dia mengajarkan tentang arti sebuah hemat hidup harus hemaat ingat pengeluaran dan ingat pemasukan ketika kamu memiliki hal yang sudah kamu miliki. sebutir kopi yang saya panen dibawah pohon kopi selalu saya ambil. dari sebutir kopilah melengkapi jumlah satu ton kopi yang ia ambil. uang yang didapat dengan keringat dan dahaga dengan tenaga dan pemikiran dengan hasil yang didapat.
Allah maha Adil memberikan sikpa dan badan yang sehat kepadanya. dihutan belantara tidak sedikit rintangan dan rasa lelah didapat tapi itulah kenyataan yang ia hadapi. semangat bekerja tanpa berpiikir berapa keringat yang dibayar dari kerja kerasnya.

harus semangat jangan menyerah kerja dan kerja berpikir sesekali jika tidak ada yang bisa kamu kerjakan. akupun demikian katanya ketika kondisi ekonomi mulai melemah banyak hal yang saya pikirkan katanya kepadaku. aku terdiam dan hanya bisa diam dengan usiaku yang demikian aku niatkan untuk berbuat baik kepada semua orang.
Pikiranku tertuju kepadaku untuk tidak melihat, apa ayng sebenarnya kualami.
sementar banyak pemuda seperti aku yang bermalas malasan jangankan untuk bekerja keluar rumah saja aku sudah mual dengan keadaan ini. dengan hari hari yang tidak begitu menjanjikan aku terlena dengan keadaan ini aku mulai lelah hanya bisa memikir kemana langkah ku dan kemana kumulai niatku untuk membangun duniaku dengan memberikan pekerjaan kepada diri ini tentunya dengan penghailan yang lumayana. wahai pemuda bengkitlah banyak hal yang bisa dilakukan mulai dari membaca mengigat dan bergerak untuk menulis dengan tulisan ini kuharap dimulainya kebangkitan dari setelah tertimpa keterpurukan dalam diri seakan keberuntungan tidak pernah berpihak..

kuberjuang dan akan terus berusaha membangun rumah tangga nanti bersamamu orang yang paling kucintai,
menjadi pemuda dengan tidak bekerja adalah sesuatu yang mungkin tidak baik. APalagi ketika usia sudah diatas 30 tahun. tanpa adanya keahlian atau tapa adanya pemasukan yang mantap. Hanya bisa berpikir kemana arah dan tujuan ini.

hari ini seorang teman lama bernama saidi berusia 50 tahun mengajarkanku tentang arti sebuah pekerjaan dan rasa syukur. dengan usia demikian dirinya seakan memberikan sebuah pesan kepadaku. bahwa hidup itu harus berusaha dan bekerja namun banyak hal yang harus dilakukan. dia mengisahkan sejak 2 tahun terakhir bekerja di hutan atau bekerja di hutan belantara berkebun dengan menanam kopi. yang berpenghasilan tak kurang dari 10 juta setiap tahun. itulah penghasilannya selama satu tahun terakhir yang ia ceritakan kepadaku.

dulunya dia seorang pemuda dengant tidak bersekolah apalagi memasuki bangku sekolah sarjanah jangankantamat sma. sekolah dasar saja dia tidak tamat ujarnya kepadaku dalam sebuah kesempatan namun lagi lagi hal itu tidak menjadi persoalan baginya untuk tetap hidup sebagai manusia yang layaknya berussaha dan bekerja. meskipundia tidak mampu untuk membangun gedung dan mengumpulkan banyak uang untuk kebutuhan rumah tanggannya dia cukup berpikir baik tentang hidup setiap hari bekerja tanpa banyak beribadah adahal yang dia yakini baik ialah ketika berusaha meskipun mengetahui hasil yang nanti akan dicapai dia tetap semangat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun