Namun di sebalik itu semua, masih banyak pertanyaan tersisa dari "insiden hoax" Ratna Sarumpaet. Pertama, motif apa yang melatari Ratna Sarumpaet menciptakan hoax? Apakah hanya sekadar untuk menutupi operasi plastik yang dijalaninya? Atau hanya sebatas bercanda tanpa pernah sadar candaannya telah mencelakai kewarasan hampir setengah masyarakat Indonesia?
Kedua, apakah kebohongan ini merupakan watak asli Ratna Sarumpaet? Ataukah hoax tersebut termasuk "rekayasa" politik yang gagal karena terlalu cepat terendus? Jika benar itu rekayasa politik, lantas apa tujuannya? Apa mungkin Ratna sengaja disusup dalam tim sukses Prabowo seperti rumor yang beredar? Jika ia, kenapa terlalu cepat ia beraksi dan kenapa pula tim Prabowo tidak melakukan pencegahan dari awal?
Ketiga, apa mungkin seorang Ratna Sarumpaet rela mengorbankan "nama besarnya" hanya demi kepentingan politik praktis? Bukankah insiden ini dapat merusak reputasinya seumur hidup? Atau ia menerima "kompensasi" besar dari aksi ini? Lantas, siapa yang bermain dan memanfaatkan Sarumpaet?
Keempat, kenapa pemberitaan media hanya terfokus pada wajah Ratna Sarumpaet yang bengkak? Pada saat beredar kabar dugaan penganiayaan kenapa tidak ada informasi tentang bagian tubuh yang lain seperti lazimnya korban pemukulan? Misalnya kaki lebam atau tangan terkilir? Kenapa semua terfokus pada wajah yang kemudian diakui oleh Ratna Sarumpaet sebagai operasi plastik?
Kelima, apa mungkin viralisasi hoax Sarumpaet hanya pengalihan isu untuk menutupi penjarahan di lokasi bencana Palu? Atau pembelokan perhatian publik terhadap lemahnya Rupiah? Apa mungkin ada strategi sekonyol ini?
 Di luar pertanyaan-pertanyaan tersebut tentu masih banyak misteri lain yang belum sepenuhnya terungkap ke publik. Tampaknya perubahan-perubahan akan terus terjadi dalam beberapa hari ke depan. Seperti kita lihat, keyakinan Ratna Sarumpaet dianiaya dalam seketika bisa berubah menjadi hoax. Bukan tidak mungkin keyakinan tentang hoax ini pun akan kembali berubah wujud dengan adanya temuan-temuan baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H