Mohon tunggu...
Khairil Fajrin
Khairil Fajrin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis yang menuliskan apa pun yang ada di dalam pikirannya.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Malam Hari kan Banyak Bintang, tapi Kenapa Langit Tetap Gelap?

7 Agustus 2022   19:15 Diperbarui: 7 Agustus 2022   19:40 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam Hari kan Banyak Bintang, Tapi Kenapa Langit Tetap Gelap?

Suatu hari, Tino sedang merenung di sebuah angkringan di Kampung Inggris Pare. Dia melamun karena masih belum juga bisa mendapatkan skor yang tinggi di ujian IELTS. Padahal sudah sejak lama dia belajar bahasa Inggris di sana. 

Lamunannya tidak jauh seputar waktu yang ia habiskan untuk belajar bahasa Inggris dan biaya Kampung Inggris yang sudah ia habiskan juga selama ini. 

Terlebih lagi dengan sekali tes IELTS juga tidak tanggung-tanggung, tapi tetap saja Tino belum mendapatkan skor standar untuk bisa mengikuti beasiswa ke luar negeri.

Tak lama sambil dia melamun, dia melihat ke langit. Kebetulan waktu itu cuaca di Kampung Inggris Pare sedang cerah-cerahnya. Banyak bintang yang bertebaran di langit pada malam itu. 

Tino yang sedari tadi merenung dengan masalahnya yang cukup berat itu akhirnya terdistrak dengan pertanyaan random dari dirinya sendiri: "malam hari kan banyak bintang, tapi kenapa langit tetap gelap ya?"

Tidakkah pertanyaan random dari Tino ini juga membuat kita tersadar bahwa, banyaknya bintang yang bertebaran dan bersinar tapi kenapa cahayanya tidak cukup untuk menerangi langit malam ya? Untuk menjawab hal tersebut, mari kita bahas dan simak pembahasannya di bawah ini!

Logika vs. Teori

Jika kita bahas dari logika, bintang di langit yang jumlahnya ribuan bahkan jutaan yang juga memancarkan cahayanya sendiri-sendiri tentunya sangat bisa membuat langit malam menjadi terang. Bahkan tak sedikit dari bintang-bintang tersebut memiliki ukuran yang lebih besar dari matahari.

Tapi secara teori, ruang angkasa itu tidaklah kecil. Ruang angkasa memiliki luas yang sangat luas bahkan tak terhingga jika dibandingkan dengan kemampuan teknologi yang dimiliki manusia saat ini. 

Sekalipun bintang-bintang yang memiliki bentuk yang lebih besar dari matahari, yang notabene memiliki jarak yang lebih dekat ke Bumi dibandingkan dengan bintang-bintang lain tersebut.

Sehingga dengan jarak bintang dan luasnya ruang angkasa tersebut, banyaknya bintang yang bersinar dan bertebaran di langit malam tidak bisa menerangi langit dan bahkan hati kita saat ini.

Sumber: Pexels
Sumber: Pexels

Ruang Angkasa di Dominasi oleh Materi Gelap

Selanjutnya, ruang angkasa yang luas ini ternyata di dominasi oleh materi yang gelap. Ruang angkasa memang berisi banyak bintang, tapi ternyata jumlah bintang-bintang serta materi yang bisa kita amati di alam semesta hanya terdiri dari 4% saja dari keseluruhan ruang angkasa yang ada. Hal ini sama seperti yang sudah dijelaskan di atas, disebabkan oleh kemampuan dan teknologi kita dalam menjelajahi alam semesta saat ini.

Selain itu, komposisi ruang angkasa sendiri juga terdiri atas 22% materi gelap dan energi gelap yang dalam hal ini cukup bisa menjelaskan kenapa cahaya bintang tidak mampu menerangi langit malam di Bumi kita.

Tidak Adanya Materi yang Bisa Memantulkan Cahaya

Salah satu yang mendukung efektifitas cahaya adalah objek pantulan dan pantulan cahaya itu sendiri. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, ruang angkasa yang didominasi oleh ruang gelap dan energi gelap tidak mampu memantulkan cahaya dari bintang-bintang yang ada. 

Oleh karena itu, cahaya bintang tidak bisa menerangi langit malam di Bumi karena jumlah objek atau molekul yang bisa memantulkan cahaya di ruang angkasa hanya sedikit.

Berbeda dengan keadaan di Bumi kita, yang mana banyak cermin dan alat pemantul cahaya lainnya sehingga sangat memungkinkan untuk memantulkan cahaya yang ada. 

Sangat berbeda memang, karena dalam hal ini kita tidak hanya membahas tentang Bumi saja, tapi keseluruhan alam semesta. Bumi hanya ruang kecil dibandingkan ruang angkasa yang luas.

Sumber: Pexels
Sumber: Pexels

Penyebab Langit Berwarna Biru atau Hitam

Warna biru yang kita lihat di langit (pada siang hari) adalah hasil dari cahaya matahari yang melewati molekul-molekul yang ada di atmosfer Bumi lalu disebarkan ke segala arah. 

Selanjutnya warna hitam yang kita lihat di langit pada malam hari adalah karena tidak adanya cahaya-cahaya yang sama seperti cahaya Matahari yang mampu menerobos dan dipantulkan lagi oleh molekul-molekul di atmosfer bumi. Oleh karena itulah kenapa langit pada malam hari gelap walaupun banyak bintang.

Saat mengetahui hal tersebut, Tino agak sedikit lega dan tidak lagi terdistrak oleh pertanyaan random yang tiba-tiba muncul di pikirannya. Tapi pada saat yang bersamaan datanglah Aji, teman seperjuangannya di Kampung Inggris Pare. 

Kedatangan Aji tersebut membawa sebuah info dari media sosial yang ternyata berhubungan dengan pertanyaan random yang Tino pikirkan sebelumnya. Info tersebut adalah:

Melihat Langit Malam Berarti Melihat Masa Lalu, Bagaimana Memahaminya?

Yang dimaksud dengan melihat masa lalu dari langit malam bukanlah masa lalu hidupmu yang suram ya, tapi kita melihat cahaya bintang dari masa lalu.

Kok bisa?!

Ternyata cahaya itu memiliki kecepatan rambat sekitar 300 ribu kilometer per detik, sedangkan jarang bintang ke Bumi kita sangatlah jauh. Maka oleh sebab itu dibutuhkan waktu yang sangat amat lama untuk cahaya tersebut sampai ke Bumi kita.

Mari kita ambil contoh paling sederhana!

Matahari, objek angkasa ini aslinya adalah sebuah bintang. Tapi jaraknya sangat dekat dengan Bumi, yaitu 152 juta kilometer. Walaupun begitu, cahaya Matahari juga butuh waktu untuk sampai di Bumi. 8,3 menit adalah waktu yang dibutuhkan oleh cahaya Matahari untuk sampai di Bumi. Jadi, hangatnya cahaya Matahari yang kita rasakan di tiap pagi di setiap hari adalah cahaya dari 8,3 menit yang lalu.

Intinya semakin jauh jarak sebuah bintang, maka semakin lama juga cahayanya sampai di Bumi.

Contoh lain, yaitu bintang Proxima Cetauri yang merupakan bintang terdekat dari Bumi selain Matahari. Jarak Proxima Centauri dengan Bumi sekitar 4,2 tahun cahaya. Artinya cahaya bintang Proxima Centauri ini yang kita lihat di malam hari adalah cahaya 4,2 tahun yang lalu.

Konsep ini memang bisa dikatakan seperti melihat masa lalu, ya walaupun hanya melihat cahayanya saja.

Tino dan Aji agak sedikit kecewa dengan info tersebut, karena sebelumnya mereka pikir mereka bisa melihat atau setidaknya mengubah masa lalu mereka dengan melihat langit malam. Tapi ternyata langit malam hanya bisa digunakan untuk melihat dan mempelajari masa lalu agar tidak lagi terulang di masa kini. Semoga kita semua bisa belajar dari pengalaman masa lalu dan bangkit serta semangat lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun