dua kali kemudian ia tertawa mencekam
Atas Nama Tuhan, sang muazzin menyeru
Dalam kasih Tuhan kuserahkan kesedihanku
Akankah didengar doaku, dalam dosa aku tenggelam
Ibu, mohonkan ampun dan maaf untukku
semoga besok kembali jiwaku tentram
Apabila jauh cinta-Nya dari hadirku
pada harapan semu kembali aku muram
Puisi diatas berjudul 'Temaram Sepi Malam', ditulis oleh Khairil Anhar Pulungan, bukan Chairil Anwar ya! hehe. Puisi ini mengangkat tema tentang kerinduan, kesepian, penyesalan, dan harapan. Saya menulis puisi ini sambil memikirkan kesedihan yang saya rasakan dan kerinduan saya pada kampung halaman. Dengan secangkir kopi, di atap sebuah kos-kosan tua, di Kota Jakarta.Â
Bicara soal puisi, apa yang saya tulis diatas bukanlah puisi pertama  yang saya tulis, meski merupakan yang pertama kali saya unggah ke publik. Saya selalu suka menulis puisi, terutama saat sedih dan tertekan. saya menemukan ketentraman dan terapi hati dari puisi-puisi yang saya tulis. Ajaibnya, ide-ide bagus untuk puisi akan datang ketika kondisi hati saya sedang buruk. Semakin buruk, ide puisi yang datang bisa jadi semakin bagus, haha.Â