Puun merupakan  jabatan fungsional tertinggi dalam struktur sosial masyarakat, dia berfungsi sebagai kepala adat yang memiliki otoritas tertinggi dalam upaya untuk melestariakn adat-istiadat masyarakat Baduy di Desa Kanekes. Diabawah Puun ada beberapa menteri yang menjebatani segala kebijakan puun, mereka adalah baresan dan tangkesan mereka sebagai menteri yang memebantu puun dalam menjalankan tugas keseharinnya, bertugas unutk  mengkomuniaksikan kepada Jaro apabila ada upacara-upacara adat atau ada hal lai yang berkenaan denga adat istiadatnya untuk segera di beritahuakan kepada setiap penduduk di Desa Kanekes.Â
Jaro tersebar di setiap kampung yang berada di bawah Desa Kanekes, berfungsi sebagai penghubung kebijakan yang dikeluarkan oleh puun terkait dengan masalah adat kepada masyarakat setempat, jaro terdiri dari 12 jaro beserta Jaro pemerintah. Begitupun ketika ada anggota masyarakat Kanekes yang kemudian melanggar Buyut ( asatu larangan yang diberlakuakn kpeada masyarakat Baduy), larangan tersebut tidak boleh dilanggar, apabila dilanggar ada sanksi yang akan diberikan kepada si pelenggar, terganutng seberapa berat buyut yang dilanggar tersebut, apabila sangat berpengaruh pada sistem kebudyaannya maka sanki akan semakin berat, bisa saja sampai dikeluarkan dari anggota masyarakat. Inti dari pikukuh yang haruu tetap dijaga adalah “Lojor teu meunang dipotong, pondok teu meunang disambung (artinya segala sesuatu yang ada dalam kehiduapan ini tidak boleh dikurang maupun ditambah, harus tetap utuh).
Obrolan kami begitu mencair, bagaimana tidak kami tidak menyangka ternyata banyak diantara mereka yang sering kali bolak-balik berkeliling Jakarta, lokasi tempat kami tinggalpun mereka tau. Kami sedikit tertawa mendengar cerita ketika mereka masuk ke Mall-mall besar yang ada di Jakarta hanya bermodalkan dengan jalan kaki. Tidak tanggung-tanggung Mall Taman Anggerk sering menjadi tempat singgah mereka dalam berjualan atau menyusri setiap sudut Jakarta.Â
Kami tertawa kecil mendengar cerita dari para masyarakat Baduy, tetapi kami salit dengan keteguhan mereka dalam menjalankan kewajiban mereka atas adat-istiadat yang tetap harus mereka junjung.Kami membayangkan seandainya diri ini dan seluruh masyarakat Indonesia lainnnya, masih erat dalam menjunjung tinggi nilai kebudayaan yang diwariskan oleh nenek-moyang kita. Saya rasa, tidak perlu KPK hadir untuk meanggulangi masalah korupsi yang bersumber karena keserakahan, Â sedangakn keserakahan bukan merupakan tradisi yang di gariskan oleh nenk moyang kita. Â
Dalam perlajanan pulang, seolah kami tidak percaya apa yang kami hari ini dapatkan seolah pencerah bagi diri ini. Dan hal ini lah yang membuat aku tentunya merasa ketagihan untuk pergi kembali Ke Baduy, menelusiri keindahan Baduy, lagi dan lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H