Mohon tunggu...
Khairil Ihwan
Khairil Ihwan Mohon Tunggu... -

Try to Write

Selanjutnya

Tutup

Catatan

A Journey to Takengon

4 September 2012   16:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:55 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Backpacker to Takengon

Internet “ I Like Internet” ya saya memang suka Internet,seperti juga kompasioner lainnya.

Internet dengan Jejaring Sosial nya telah menjodohkan saya untuk berkenalan dan bersahabat dengan seorang yang jauh yang dari sejak lahir sampai hari ini tak pernah saya bayangkan akan bersahabat dengan nya...

Ya... Dia memang jauh setidaknya untuk ukuran jarak dari kota kediaman saya. Walaupun sekarang ini dengan canggihnya Transportasi dan sarana Komunikasi telah membuat kita mendefenisi kata jarak yang jauh yang sesungguhnya

Tapi setidaknya menurut saya tetap jauh... karena lumayan Capek Juga Perjalanan yang telah saya Tempuh...

Niat perjalanan ini adalah untuk menemui seorang teman yang berdomisili disana, saling kunjung dan silaturahmi pada idul fitri ini, sebab sebelumnya dia telah sempatkan waktu untuk mampir ke kota saya dalam perjalanan nya dari Padang – Bireun

Hari Sabtu tanggal 25 Agustus  2012 saya memulai perjalanan ke Kota Dingin Takengon Kabupaten Aceh Tengah Propinsi  Nanggro Aceh Darusallam dari Kediaman saya di Kota kecil Simpang Empat di Kabupaten Pasaman Barat Propinsi Sumatera Barat.

Jam 8 Pagi saya menunggu bus di depan Rumah setelah tunggu punya tunggu akhirnya lewat Bus ALS, ketika di Stop Kernetnya Bilang “ Penuh Bang, Tempel Mau...”

Ya Karuan Aja saya nggak Mau, Siapa juga yang kuat duduk ditempelan selama 14 Jam Perjalanan Malam Kedepan... di tunggu lagi bus berikutnya masih juga sama... Full.

Akhirnya saya dengan diantar saudara saya susul langsung ke Terminal Bus, sampainya disana langsung nyari Tiket...

“ Alamak semua Bus Tujuan Medan sampai Seminggu Kedepan udah pada Full..!

Akhirnya Dengan sangat terpaksa karena didorong oleh keinginan yang menggebu untuk menemui sang sahabat di Takengon Negeri Gayo di Atas Awan di Pedalamam Tanah Rencong,  Akhirnya  harus rela duduk ditempelan...

Jam 13.00 Wib Bus ¾ (bus ukuran Kecil dengan 28 kursi penumpang) PO.PMP tujuan Medan berangkat perlahan meninggalkan Ranah Bumi Sawit Tuah Sakato... see you Pasaman Barat..!

Dengan merengsek perlahan bus yang kelebihan penumpang itu menanjak perlahan sepanjang Jalur Rawan kecelakaan Talu – Panti yang menyusuri bukit dengan jurang dalam menganga sepanjang kanan badan jalan dengan sungai Batang tongar yang indah meliuk – liuk mengikuti sisi bukit.

Jam 14.00 Wib Alhamdulillah Bus memasuki Talu kota sejarah dan Kenangan.

Setelah berhenti sesaat di Terminal Pertigaan Pasar Talu bus melanjutkan Perjalanan, melewati Simpang Tiga Andilan – Cubadak – dan hutan Larangan Rimbo Panti,

Hutan Larangan Rimbo Panti yang terkenal dengan legenda Kuburan Duo nya merupakan salah satu jalur maut yang sering memakan korban karena kondisi medan jalan yang banyak tikungan tajam dan jurang dalam sepanjang badan Jalan ditambah lagi lebar jalan belum memadai walaupun sudah ada pelebaran tapi belum mencakup keseluruhan nya.

Sukses melewati jalur tersebut jam 15.30 Wib Bus memasuki Terminal Panti. Alhamdulillah..!

Bus hanya lewat dan membayar retrisbusi saja di terminal Panti dan selanjutnya ke Kota Medan melintasi perjalanan di jalur lintas sumatera, bergabung dengan bus – bus lainnya yang juga melalui jalur tersebut umumnya didominasi oleh bus dan truck expedisi tujuan kota – kota di Pulau Jawa.

Jam 16.30 Wib Bus berhenti dan rehat di Kota Nopan Kabupaten Mandailing Natal Propinsi Sumatera Utara,

Sekira jam 17.30 wib Bus kembali melanjutkan perjalanan via Danau Toba, besoknya jam 10 dah sampai di Kota medan setelah perjalanan suntuk selamalam  melewati Panyabungan – Padang Sidempuan – Prapat – Tebing Tinggi – Medan.

Alhamdulillah sampai di Kota Medan setelah tersiksa semalaman ditempelan... Alamak!!!

Bersambung...!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun