Mohon tunggu...
Khairil Razali
Khairil Razali Mohon Tunggu... Dosen - Explorer

Ngampus di UIN Ar-Raniry Banda Aceh, suka travelling.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Warga Aceh "Berpaspor" Menuju Ibu Kota Jakarta

13 Juni 2019   15:50 Diperbarui: 13 Juni 2019   16:14 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dulu ketika konflik antara GAM dan Pemerintah Pusat mendera Aceh, muncul sebuah guyonan bahwa suatu saat orang Aceh akan menggunakan pasport bila ke Jakarta. Itulah sebuah mimpi yang beredar dalam masyarakat kalau itu dan ketika perdamaian hadir antara pemerintah pusat dan GAM, cita-cita itu tenggelam terlibas masa. Masyarakat Aceh menikmati dampak perdaiaman yang hadir dan di sertai dengan perhatian yang makin baik dari pemerintah pusat. 

Eh tunggu dulu, ternyata "cita-cita" orang Aceh untuk ke Jakarta dengan menggunakan pasport "terkabul" adanya. Tetapi bukan karena Aceh sudah jadi sebuah negara yang kemudian memiliki pasport tersendiri, namun seiring dengan meroketnya Harga Tiket pesawat dalam negeri yang menghubungkan Aceh ke Jakarta. Perusahaan penerbangan mematok tiket yang sangat sulit terjangkau dan di luar kebiasaan biasanya. Menjelang liburan puasa dan lebaran, masyarakat di Indonesia rasanya menjerit ketika merencanakan perjalanan dalam negeri meskipun menggunakan berPlat Merah milik pemerintah. 

Hasilnya, alternatif hadir bagi masyarakat Aceh, mereka harus "berpaspor" untuk ke Jakarta atau sebaliknya dengan penerbangan murah yaitu AirAsia yang kemudian menuntut masyarakat Aceh untuk singgah via Kuala Lumpur. Jadilah pasport sebagai "kunci" untuk pulang kampung atau sebaliknya. Murahnya harga tiket dibandingkan dengan penerbangan dalam negeri "memaksa" masyarakat Aceh untuk berbondong-bondong mengurus paspor agar bisa terbang ke provinsi-provinsi lain di Indonesia, tidak hanya ke Jakarta akhirnya.

Alhasil, kepemilikan pasport di Aceh menjadi meningkat karena orang lebih memilih melakukan perjalanan melalui Kuala Lumpur untuk menghindri harga tiket yang sangat tinggi. Pada akhirnya, guyonan dulu itu menjadi kenyataan dimana orang Aceh memegang passport walau hanya untuk ke Jakarta. Walau masih dalam pelukan Ibu Pertiwi, Aceh saat ini harus mengambil alternatif tersebut untuk menyiasati melonjaknya biaya untuk menjangkau Ibukota Jakarta. 

"Berpaspor" tidak berarti Tidak Cinta Negara Kesatuan Republik Indonesia, namun kondisi ekonomi mengharuskan orang Aceh jalan-jalan singgah di Kuala Lumpur walau hanya untuk ke Surabaya atau kota-kota lain. 

Indonesia Jaya, Indonesia Maju.

Trip Note: KLIA 2 (Kuala Lumpur), 13 June 2019. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun