Mohon tunggu...
Khairil Razali
Khairil Razali Mohon Tunggu... Dosen - Explorer

Ngampus di UIN Ar-Raniry Banda Aceh, suka travelling.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gamer-gamer "Tangguh" di Meja-meja Waroeng Kopi Aceh

5 April 2019   21:41 Diperbarui: 5 April 2019   21:58 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hampir di setiap sudut Kota Banda Aceh dipenuhi oleh warung kopi (warkop). Umumnya beroperasi mulai pukul 8 pagi hingga 12 malam. Namun tidak jarang ada warung kopi yang beroperasi selama 24 jam. Mengandalkan fasilitas internet gratis bagi pengunjungnya, warkop menjadi "idola" tempat menghabiskan waktu masyarakat terutama di Kota Banda Aceh dan ibukota kabupaten lainnya.

Di pusat kota seperti Banda Aceh yg didiami oleh ribuan mahasiswa/i, warkop menjadi tempat yg paling cozy menghabiskan malam untuk mengobrol, mengerjakan tugas dan yang paling disukai adalah bermain game online. 

53db1770-4d83-47f9-879e-dcf0428332f1-169-5ca7648ecc52835569402cc2.jpeg
53db1770-4d83-47f9-879e-dcf0428332f1-169-5ca7648ecc52835569402cc2.jpeg
Sumber: https://m.detik.com/news/berita-jawa-timur/d-3938889/fenomena-warung-kopi-di-surabaya-dan-kisah-para-pemburu-wifi

Dengan kelebihan smartphone yang dimiliki saat ini dan fasilitas internet gratis dan kuat, memberi ruang bagi remaja-remaja "tangguh" menghabiskan malam bersama teman-teman mereka "berperang" diatas satu meja atau antar meja lainnya. "Peperangan" palsu yang mereka lakoni biasanya berlangsung berjam-jam malah  tidak jarang menyongsong mentari pagi. 

warung-kopi-warkop-markas-kopi-20171011-162114-5ca76663a8bc150326771f72.jpg
warung-kopi-warkop-markas-kopi-20171011-162114-5ca76663a8bc150326771f72.jpg
Sumber: https://www.google.com/amp/pontianak.tribunnews.com/amp/2017/10/11/sensasi-ngopi-sambil-main-game-di-markas-kopi-jalan-ketapang-pontianak

Terasa begitu ironis dan mengkhawatirkan memahami masa depan para gamer warkop. Mereka yang tangguh menjalani malam mengobrak abrik pubg atau game lainnya. Tidak terasa teriakan-teriakan mengatur strategi atau ungkapan kebahagiaan sering tercurahkan selama berlangsungnya permainan.  

Betapa memilukan mengamati meja kopi dipenuhi generasi gamer disudut-sudut kota Banda Aceh khususnya.  Kecanduan bermain game yang sudah pasti menelantarkan kewajiban-kewajiban lain terutama mahasiswa yang masih duduk di bangun kuliah.  Secara kasat mata tidak terpancarkan dampak atau konsekuensi jangka panjang dari asiknya bermain game. 

Gamer ini akan meratapi atas apa yang mereka kerjakan saat ini dengan mengabaikan proses pengembangan diri di masa remaja. Keunggulan tekhnologi seperti mudahnya akses internet, harusnya mampu dimamfaatkan terutama untuk dunia kuliah. Bukan malah sebaliknya. Dampak game yang menyita banyak waktu akan terasa sia-sia pada waktunya nanti. 

Mari berpikir bijak, kurangi jam game online untuk menatap masa depan remaja yang tangguh. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun