Mohon tunggu...
Khairatun Hisan
Khairatun Hisan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi UINSU Medan

~ تَعَلَّمْ فَلَيْسَ المَرْءُ يُوْلَدُ عَالِمًا ~

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Strategi Dakwah dalam Keluarga

18 Agustus 2020   00:44 Diperbarui: 7 Juni 2021   12:14 5100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Strategi Dakwah dalam Keluarga. | pexels

Nabi Muhammad saw. menyampain kan awal dakwahnya kepada keluarganya dan kerabat terdekatnya.
Sebagaimana pada Q.S at-Tahrim ayat 6
 

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْۤا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَاۤ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluarga mu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (Q.S at-Tahrim/66:6).

Baca juga: Strategi Dakwah di Masa Pandemi Covid-19 yang Wajib Diketahui!

Dari ayat di atas dapat kita simpulkan bahwasanya Allah memerintahkan kepada umat muslim agar menjaga diri dan keluarga mereka dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, yaitu dengan taat dan patuh untuk melaksanakan amar ma'ruf dan menjahui nahi munkar.

Dalam berdakwah hendaklah kita mengetahui siapa lawan bicara kita. Kita harus mengetahui bagaimana retorika bicara kita terhadap anak-anak, kepada orang yang sebaya dengan kita, dan bagaimana kepada orang yang lebih tua dari kita. 

Keadaannya pas atau tidak untuk kita berdakwah dan kita harus mengetahui sifat orang tersebut. Contoh; pada suatu keluarga, sang istri menyeru kepada sang suami agar ia shalat di mesjid karena pahala shalat di mesjid lebih besar dari pada di rumah.

Seorang laki-laki itu mempunyai sifat kepemimpinan, dan ia tidak suka di singgung atau di coreng masalah kepemimpinannya. Sebenarnya maksud sang istri tersebut baik, agar suaminya shalat ke mesjid akan tetapi gunakan lah bahasa dan nada yang benar yang sesuai dengan situasi dan kondisinya. Jadi bagaimana caranya? Ingat!  jangan gurui. Akan tetapi gunakanlah  dengan cara memberikan pertanyaan. 

Contohnya, "apakah .... (nama panggilan lain terhadap suami) tidak shalat ke mesjid? " shalat di mesjid lebih besar derajatnya dan setiap langkah kita akan dihitung amal ibadah.  Atau dengan bercerita beberapa kisah keutamaan shalat di mesjid. 

Karena jika tidak dengan cara begitu, maka sang suami akan merasa dia sedang diatur-atur dan berkata ahhh sudahlah saya yang lebih tau dari pada kamu (bilang kepada istrinya). Maka daripada itu jangan sesekali kita menggunakan bahasa atau nada bicara yang tidak pas.

Jadi,banyak cara yang ditunjukkan agama untuk menyelamatkan keluarga dari api neraka antara lain;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun