Pernahkah Anda mengalami kesulitan untuk tidur? Seberapa sering kah Anda tidur dalam 24 jam? Berapakah jumlah waktu tidur yang baik?
Jumlah tidur yang dibutuhkan seseorang tergantung pada banyak hal, termasuk usia mereka. Secara umum:
*Bayi (usia 0-3 bulan) membutuhkan 14-17 jam sehari.
*Bayi (usia 4-11 bulan) membutuhkan 12-15 jam sehari
*Balita (usia 1-2 tahun) membutuhkan sekitar 11-14 jam sehari.
*Anak-anak prasekolah (usia 3-5) membutuhkan 10-13 jam sehari.
*Anak usia sekolah (usia 6-13) membutuhkan 9-11 jam sehari.
*Remaja (usia 14-17) membutuhkan sekitar 8-10 jam setiap hari.
*Kebanyakan orang dewasa membutuhkan 7 sampai 9 jam, meskipun beberapa orang mungkin membutuhkan sedikitnya 6 jam atau sebanyak 10 jam tidur setiap hari.
*Orang dewasa yang lebih tua (usia 65 dan lebih tua) membutuhkan 7-8 jam tidur setiap hari.
*Wanita dalam 3 bulan pertama kehamilan sering kali membutuhkan beberapa jam tidur lebih banyak dari biasanya.
Setiap orang membutuhkan istirahat agar tubuh menjadi lebih segar dan bersemangat. Tidur merupakan salah satu istirahat terbaik bagi tubuh karena dapat mengembalikan energi, sehingga tubuh menjadi lebih fit untuk menjalani aktivitas keesokan harinya.
Namun, pada beberapa orang mengalami berbagai gangguan tidur yang bisa disebabkan karena stres, penggunaan obat-obatan, dan kebiasaan buruk seseorang seperti merokok dan mengonsumsi alkohol.
Gangguan tidur (sleep disorder) merupakan masalah pada pola tidur yang dialami oleh seseorang. Kondisi ini dapat menyebabkan penurunan kualitas tidur yang akan berdampak pada kesehatan.
Gangguan tidur memiliki bermacam-macam jenis, sampai sejauh ini, terdapat sekitar 80 jenis gangguan tidur. Gangguan tidur yang sangat umum saat ini adalah insomnia (80%) dan hypersomnia (15%). Di Indonesia sendiri, prevalensi penderita insomnia diperkirakan mencapai 10 %, yang artinya dari total 238 juta penduduk Indonesia sekitar 23 juta jiwa Diantara-Nya menderita insomnia (Medicastore 2010, Cable News Network Indonesia 2017). Sedangkan dalam penelitian Â
Insomnia merupakan jenis gangguan tidur dimana seseorang sulit untuk tidur pada malam hari atau sering terbangun dan susah untuk tidur kembali hingga pagi. Wanita merupakan tipe pribadi yang lebih rentan terkena insomnia, hal ini disebabkan karena wanita adalah pribadi yang cenderung banyak berpikir, mudah stres dan cemas.
Sedangkan, hypersomnia merupakan kebalikan dari insomnia, yaitu tidur berlebihan dimana seseorang akan sering merasa lelah dan mengantuk berlebihan disiang hari meskipun mereka telah tidur dengan durasi yang cukup.
Gangguan tidur bisa menjadi salah satu gejala awal dari gangguan jiwa, dikarenakan gangguan tidur sangat berkaitan erat dengan gangguan jiwa. Hal ini disebabkan jika kita tidak cukup tidur, maka akan mengganggu aktivitas sehari-hari dan akan menurunkan mood yang akan menyebabkan kondisi menjadi depresi, cepat marah, dan sulit berkonsentrasi. Masalah gangguan tidur dan gangguan jiwa jika dibiarkan akan memperparah kondisi penderita.
Terdapat beberapa jenis gangguan jiwa yang disebabkan oleh gangguan tidur, seperti depresi, gangguan kecemasan, bipolar, skizofrenia, Seasonal affective disorder (SAD), dan serangan panik (panick attack)
Remaja merupakan kalangan yang rentan terhadap gangguan jiwa. Ini disebabkan karena remaja merupakan usia transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja. Mereka ingin menunjukkan ekstensi dirinya namun, terkadang banyak yang tidak mendapatkan dukungan yang baik justru mereka mendapat tekanan dari lingkungan sekitar terutama keluarga. Trauma pada masa kecil juga bisa menjadi penyebab utama remaja mengalami gangguan jiwa.
Untuk itu, terdapat berbagai cara untuk menghindari gangguan tidur, seperti :
*Tentukan waktu tidur secara teratur
*Batasi tidur siang
*Hindari penggunaan Hp yang berlebihan
*Membatasi asupan kafein
*Mengurangi stres dan kecemasan
*Batasi asupan gula dan karbohidrat
*Minum air putih lebih sedikit sebelum tidur
*Rutin berolahraga
Referensi:
Lukmasari, A., Hartanto, F., Bahtera, T., & Muryawan, M. H. (2017). Hubungan antara gangguan tidur dengan gangguan mental emosional anak usia 4-6 tahun di Semarang. Sari Pediatri, 8(2), 345-49.
National Health Services UK (2019). How to Get Sleep.
Rimbawan, P. P. G. K. B. P., & Ratep, N. (2016). Prevalensi dan korelasi insomnia terhadap kemampuan kognitif remaja usia 15-18 tahun di Panti Asuhan Widhya Asih 1 Denpasar. E-Jurnal Med. Udayana, 5(5).
WebMD (2020). How Much Sleep Do I Need?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H