Mohon tunggu...
Khairati
Khairati Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswi

Belajar dan terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Niat Baik yang Membawa Perubahan Besar

26 Juni 2020   00:10 Diperbarui: 26 Juni 2020   00:07 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filosofi kopi film pendek yang pertama kali dirilis di Indonesia pada April 2015. Film pendek ini sukses besar, tidak hanya menarik minat penikmat dan pencinta kopi, namun juga para penonton.

Kali ini filosofi kopi merilis episode terbarunya dengan judul" the Goodwill" yang dirilis melalui akun media YouTube pada 18 juni 2017( Toyota Indonesia,2019). 

Dalam episode kali ini menceritakan tentang kisah perjalanan dua pemuda, pemilik kedai kopi sekaligus juga penikmat kopi yaitu Ben dan Jody, dalam mencari kopi - kopi terbaik di seluruh Indonesia. Mereka berkeliling ke Temanggung tepatnya ke desa Posong.

Setelah beberapa lama perjalanan akhirnya mereka tiba di kedai kopi milik kenalan mereka yaitu Dira dan di situlah mereka menemukan dan merasakan kenikmatan kopi terbaru, yaitu kopi posong. Karena rasa khas istimewa dari kopi posong asal temanggung itu membuat mereka tertarik untuk mengetahui asal kopi tersebut.

Akhirnya mereka memilih bertanya kepada Dira perihal kopi tersebut berasal namun dirinya enggan memberi informasi dari mana ia mendapatkan kopi itu, iya malah memuji baristanya untuk mengalihkan perhatian keduanya.

Berbagai macam cara Dira lakukan untuk mengalihkan perhatian kedua kenalannya itu, bahkan iya sampai sedikit merendahkan petani dengan mengatakan  "lagian ngapain ketemu petani, ribet". Namun Jodi menyanggah perkataan Dira sambil bercanda dengan mengatakan "kalau nga ada petani, mungkin gue dan Ben sekarang udah jualan bakso kali ya".

Ben dan Jody tetap ingin mengetahui dari mana kopi nikmat itu berasal hingga akhirnya Dira menyerah dan memberikan informasinya namun setengah hati. Dengan informasi setengah hati dari Dira, Ben dan Jody berangkat mencari petani kopi tersebut yaitu Pak Budi.

Setelah 4 jam berputar-putar mencari alamat Pak Budi, Ben dan Jody tak kunjung juga menemukan alamat beliau. Hingga akhirnya mereka berhenti di pinggir jalan dan menghubungi Dira untuk menanyakan perihal alamat Pak Budi. 

Namun Dira seperti menghindar, disinilah Jody menyadari bahwa Dira sepertinya mempermainkan mereka berdua. Namun niat Ben untuk menyebarluaskan kopi posong ke Aceh membuat ia tetap bersikeras dan semangat untuk mencari alamat Pak Budi dengan informasi yang ia dapatkan dari Dira.

Mereka pun memutuskan untuk melanjutkan pencarian mereka di desa Posong, menelusuri satu per satu tempat penjualan kopi dan bertanya pada penduduk setempat tentang alamat Pak Budi, alhasil mereka menemukan alamat Pak Budi. Setelah sampainya mereka ke tempat tinggal Pak Budi mereka berjalan-jalan menelusuri kebun milik Pak Budi dengan perbincangan seputar usaha tani Pak Budi yang semulanya beliau pernah menanam jeruk namun yang tumbuh malah terong Belanda. Baru 5 tahun ini beliau beralih menanam kopi.

Saat panen pertama beliau bertemu dengan Dira yang sedang mencari pemasok untuk kedai kopinya. Di sinilah pertama kalinya Pak Budi menjadi pemasok di kedai kopi Dira. Perbincangan ketiganya terhenti saat Jody menanyakan mengenai harga kopi yang diambil Dira dari Pak Budi, yang Pak Budi jawab bahwa Dira mengambil kopi darinya dengan harga rp15.000 per kilo, bahkan jika Dira mengambil kopi dengan jumlah banyak, iya membelinya dengan separuh harga.

Harga kopi yang ia beli dari Pak Budi tentu sangat jauh dibawah harga pasaran, bahkan ketika Jodi dan Ben membeli kopi Pak Budi dengan harga normal, beliau terlihat sangat senang. Mereka tak habis pikir tentang Dira yang begitu tega membeli kopi Pak Budi dengan harga yang sangat murah padahal dia memperoleh keuntungan yang sangat besar.

Karakter Dira dalam film ini secara tidak langsung menggambarkan realitas kehidupan yang sangat sering terjadi, di mana seorang pengusaha membeli barang atau panen seorang petani yang tidak sesuai dengan harga sebenarnya, dengan memanfaatkan jerih payah orang lain dan mengambil keuntungan besar untuk dirinya sendiri.

Karena hal tersebut lah Ben dan Jody berinisiatif untuk menolong Pak Budi. Sesampainya di tempat penginapan mereka mempersiapkan segala sesuatu untuk membantu Pak Budi, mereka membuat mesin penggiling kopi yang kemudian mereka hadiahkan kepada Pak Budi agar beliau dapat mengolah dan menjual kopinya sendiri dengan harga yang pantas, mereka juga membantu Pak Budi memasarkan kopi beliau.

Usaha Pak Budi pun semakin maju dan semakin banyak peminat kopi miliknya. Semua orang yang telah menikmati kopi tersebut merasa sangat puas dengan kenikmatan kopi yang dihasilkan dari kebun Pak Budi. Niat baik  Ben dan Jody yang tidak berakhir sia-sia. Usaha mereka tidak hanya membantu Pak Budi namun juga membantu penduduk setempat, karena dengan tindakan mereka yang memberikan mesin penggiling kopi kepada Pak Budi, membuat penduduk di desa tersebut mendapatkan pekerjaan dari bisnis yang dijalankan pak Budi.

Ditengah kemajuan bisnis kopi pak Budi, Dira datang untuk menanyakan alasan pak Budi tidak mensuplai kopinya lagi pada kedai kopi Dira, jawaban pak budi yang mengatakan bahwa beliau bukan tidak mau menjual kopinya lagi, namun beliau  tidak dapat menjual dengan harga yang biasanya Dira ambil karena harga kopinya sekarang berbeda dari harga dulu. Akhirnya Dira pun tak bisa menjawab lagi perkataan pak Budi.

Niat baik yang membawa perubahan besar bagi seorang petani dan memberi harapan baru baginya. Nilai moral yang yang sangat ditonjolkan dalam episode kali ini yaitu, tidak memandang rendah pekerjaan orang lain dan dan saling menolong tidak peduli dari kalangan mana orang itu berasal, asalkan itu dalam kebaikan maka kita harus menolongnya. Tidak hanya itu, filosofi kopi kali ini juga mengajarkan kita untuk bersikap jujur dan sehat dalam berbisnis serta tidak mengambil keuntungan dari ketidaktahuan orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun