Mohon tunggu...
Khairatun hisan
Khairatun hisan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta Prodi Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Anti Korupsi sebagai Penguat Karakter Bangsa

26 Desember 2022   15:00 Diperbarui: 2 Juli 2023   19:15 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh karena itu, muatan materi pendidikan antikorupsi dimasukkan dalam kurikulum mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Pembelajaran antikorupsi pada mata pelajaran PKn dilakukan melalui pendekatan pembelajaran kontekstual dan pembelajaran nilai. Selain itu, pemahaman, sikap dan perilaku terbuka (transparan) dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ditanamkan sebagai nilai-nilai esensial dalam mendukung mentalitas antikorupsi.

Pendidikan Kewarganegaraan memiliki porsi utama dalam mengembangkan pendidikan antikorupsi dibandingkan mata pelajaran lainnya. Di setiap level menyajikan konten materi pendidikan antikorupsi sesuai kognitif dan moral anak pengembangan. Pendidikan formal memiliki peran penting dalam menanamkan nilai-nilai antikorupsi sejak sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. 

Pendidikan pemberantasan korupsi harus berupa persinggungan antara pendidikan karakter dan pendidikan kewarganegaraan sebagai nation and character building Nilai-nilai anti korupsi (jujur, kerja keras, disiplin, berani, bertanggung jawab, mandiri, sederhana, adil dan peduli) diketahui, dipahami, ditanamkan dan disesuaikan dalam kehidupan sehari-hari siswa. Tentunya segala upaya pendidikan antikorupsi di sekolah harus didukung oleh iklim antikorupsi di sekolah sehingga memberikan teladan yang baik dan positif bagi siswa.

Salah satu contoh penyesuaian nilai antikorupsi adalah praktik kantin jujur. Toko Kejujuran adalah toko yang menjual snack dan minuman. Itu tidak memiliki penjual. Itu tidak dijaga. Makanan ringan dan minuman dipajang di toko. Melalui toko kejujuran, siswa belajar jujur. Para siswa belajar untuk taat dan setia ketika tidak ada yang menjaga mereka. Intinya pendidikan anti korupsi menyentuh langsung ranah afektif dan psikomotorik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun