Setiap negara mempunyai ciri khas budaya yang berbeda-beda, terlebih lagi didalam aspek pekerjaan. Ada negara yang menerapkan budaya produktif dan ada juga negara yang lebih menerapkan budaya yang mementingkan tingkat kenyamanan karyawannya. Contohnya adalah perbedaan budaya kerja antar negara Australia dan Indonesia.
Perusahaan yang ada di Australia tidak memberlakukan hierarki kepada karyawannya, memanggil atasan tanpa sebutan Mr/Mrs merupakan hal yang sangat lumrah terjadi. Sedangkan di Indonesia hierarki sangat dijunjung tinggi, Budaya Hierarki di Indonesia dilandasi oleh jabatan struktural di suatu perusahaan.Â
Aturan dan kontrol perusahaan mengacu pada keputusan atasan. Soal ras dan suku, Perusahaan-perusahaan yang terdapat di Australia tidak pernah membeda-bedakan, perlakuan dipukul rata antar satu suku maupun suku lainnya.Â
Berbanding terbalik dengan perusahaan Indonesia, Karyawan Perusahaan kerap bergaul sesuai dengan ras masing-masing. Hal ini memberikan dampak negatif yaitu rasisme.
Soal penampilan, Indonesia menjunjung tinggi penampilan. Dalam artian karyawan perusahaan yang berdomisili di Indonesia harus berpenampilan rapi dan menarik. Tidak boleh bertato dan bertindik selain di telinga. Berbeda dengan Australia, tato dan tindik bukanlah hal-hal yang harus dikhawatirkan.Â
Dibandingkan dengan Indonesia yang menerapkan jam kerja sesuai dengan peraturan, jam kerja di negara kanguru ini sangat menguntungkan. Pasalnya, jam kerja yang ditetapkan sangat fleksibel, jika ingin cepat pulang, maka karyawan harus datang lebih awal. Soal perizinan juga diperbolehkan asalkan semua perkerjaan dapat diatasi dengan baik.
Lalu bagaimana jika dalam sebuah perusahaan terdapat sangat banyak keberagaman budaya dalam aspek komunikasi? jika sebuah perusahaan memiliki keberagaman budaya yang sangat banyak maka hal yang harus diterapkan adalah saling memahami cara berkomunikasi budaya satu dengan budaya lainnya sehingga dapat meminimalisir adanya kesalahpahaman yang akan terjadi. Baik itu di komunikasi lisan, komunikasi tertulis, komunikasi verbal maupun komunikasi non verbal.
Agar komunikasi efektif, hal yang harus dilakukan adalah mencoba menyampaikan sesuatu secara jelas dan ringkas.lalu bagaimana cara menafsirkan informasi yang didapat dengan sangat baik. Membangun hubungan yang baik antar sesama juga merupakan peranan penting dalam berkomunikasi sehingga informasi yang disampaikan dapat diterima dalam keadaan baik.
Contoh komunikasi yang kerap dijumpai di dunia pekerjaan adalah komunikasi verbal dan nonverbal. Contoh komunikasi verbal adalah rapat kerja, presentasi  bisnis, dan perbincangan antar satu karyawan dengan karyawan lainnya. Sedangkan contoh komunikasi nonverbal adalah kontak fisik, mimik wajah, kontak mata, dan nada suara.
Konflik komunikasi budaya yang kerap terjadi pada sebuah organisasi adalah bedanya penafsiran suatu bahasa, yang dimana satu kata bisa memiliki dua arti.Â
Contohnya arti kata urang dibahasa jawa adalah udang sedangkan dibahasa sunda urang berarti saya atau aku. Hal ini bisa menyebabkan kesalahpahaman dan berujung menyebabkan konflik antar budaya. Hal-hal yang harus dilakukan untuk menyelesaikan konflik tersebut adalah dengan menjelaskan secara rinci dan jelas apa arti dari kata tersebut.Â
Lalu harus dengarkan semua pihak, agar informasi didapat dengan optimal, hal yang harus dilakukan adalah mendengar pendapat dari keseluruhan pihak. Penyelesaian konflik harus dibicarakan oleh semua pihak. Mendapatkan solusi dari setiap orang merupakan hal yang penting karena setiap orang akan merasa dilibatkan dan opini mereka dipertimbangkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H