"Mamaa! Adek minta uang ." Begitu teriak si kecil saat ia ingin pergi bermain dengan teman nya. Akupun teringat. Saat dulu usiaku sama seperti adek. Dulu aku sering pergi bermain bersama teman ku. Sama seperti si adek. Yah, 10 tahun lalu. Aku ingin pergi bermain bersama teman. Aku tak punya uang. Mama dan papa tak ada di rumah.Â
Namun, aku ingat. Aku pernah melihat mama menyimpan uang di lemarinya. Benar saja. Pikiran kotor itu datang. Dengan polosnya aku membuka lemari dan mengambil uang mama saat itu. Tak ada yang tau. Karena tidak ada orang di rumah. Dengan semangat aku pergi bermain bersama temanku.Â
Saat sampai di rumah temanku aku heran melihat temanku. Wajahnya sangat kusut."Kamu kenapa Kayla?" "Ibuku tak mau memberikan aku uang untuk jajan." Ujar Kayla dengan lemas. Mendengar Kayla berbicara seperti itu aku teringat apa yang aku lakukan tadi sebelum kerumah Kayla.Â
Aku memberi saran bodoh kepada Kayla untuk mengambil uang ibu nya saja. Karna pada saat itu kami masih sangat polos dan belum dapat membedakan yang baik dan yang buruk, maka Kayla mengikuti saran bodoh ku tadi. Kayla menyuruhku untuk menunggu di depan. Sedangkan Kayla sedang berusaha diam-diam mengambil uang ibunya. Lima menit berlalu Kaylapun keluar dengan wajah bahagianya. Benar ia mendapatkan uang 10.000 ibu nya.Â
Kami pun pergi bermain. Tanpa merasa berdosa. Karena sudah sore kami pulang kerumah masing-masing. Saat di rumah aku bersikap seolah-olah tak terjadi apa-apa. Karena mama ku tak menyadari ada yang hilang aku merasa bangga. Karena tak ketahuan aksi bodohku tadi. Aku pun keterusan mengambil uang mamaku. Dan aku gunakan untuk memberi hal-hal yang tidak berguna. Hingga pada suatu hari,Aku ketahuan. "Siapa yang ngambil uang mama" ujar nya.Â
Aku ketakutan. Mamaku ternyata sudah tau apa yang aku lakukan selama ini. Aku mengakui kesalahan ku. Aku meminta maaf kepada mama ku. Mamaku menasehati ku. "Lain kali kalo butuh uang minta ya.. jangan ngambil. Berdosa nanti di akhirat tangan nya di potong mau?" Ujar mama . Aku hanya menunduk merenungin kesalahan ku. Aku bertekad kepada diriku bahwa aku akan berubah, tidak akan mengambil uang lagi. Sungguh Aku menyesal! Maafkan aku maa. Hari ini kutatap lagi wajah si adek. Ku lihat pula uang yang di pegang nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H