Mohon tunggu...
Khailla Hanita Emli
Khailla Hanita Emli Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Travelling

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kalung Nenek Janda

15 April 2024   19:12 Diperbarui: 15 April 2024   19:15 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah kampung hiduplah seorang janda tua. Ia janda terkenal di kampungnya, ia terkenal bukan karena janda melainkan karena di umur yang sudah 80 tahun masih memiliki tubuh yang sehat tidak pernah sakit-sakitan melainkan hanya demam biasa. Konon katanya ini disebabkan oleh kalung Nenek tersebut.
 
Berita tentang kalung Nenek ini sudah sampai di kota, hingga datanglah seorang pengusaha tambang untuk menawar kalung Nenek janda tersebut.
 
"Nek, saya Udin seorang pengusaha dari kota" kata Udin dengan menyombongkan diri.
"Kenapa Udin?" tanya si Nenek.
"Saya mendengar tentang kalung sakti Nenek." kata Udin sambil melirik kalung nenek janda tersebut.
"Lalu." jawab Nenek, sambil mengelus kalungnya.
"Saya ingin membeli kalung tersebut." kata si Udin.
"Tidak, saya tidak menjualya." Sanggah Nenek.
"Dengarkan dulu Nek." tambah si Udin.
"Tidak, saya tidak akan menjualnya!!"
"Bagaimana dengan 271 triliun."
Nenek terdiam tanpa melontarkan sepatah kata pun.
"Bagiamana Nek?" tanya pengusaha tersebut.
"Apakah itu uang semua?" tanya Nenek.
"Iya jika Nenek menginginkan."
" Tidak, saya tetap tidak akan menjualnya."

Pengusaha tersebut kembali ke kota dengan rasa tanya yang besar, mengapa nenek tersebut tidak ingin menjual kalungnya. Keesokan paginya warga desa tersebut berbondong-bondong ke rumah nenek, tidak lain untuk menanyakan kalung yang tidak ingin dijual nenek.

"Kenapa Nenek tidak ingin menjualnya?" tanya Pak RT.
"Itu kan harganya fantastis nek." celoteh salah satu warga.
"Nenek bisa menjadi sultan jika menjual kalung tersebut." kata si Panjul.
"Ayo Nek jual saja, panggil lagi orang kota tersebut."tawar Awis.
"Iya Nek" jawab seluruh warga kampung.
"Tidak, saya tetap tidak ingin mejualnya."
Warga kampung tersebut pulang dengan perasan yang masih bertanya-tanya.

Sepuluh tahun telah berlalu, Nenek janda tersebut meninggal karena terpeleset di kamar mandi. Setelah pemakaman Nenek janda, sang anak satu-satunya datang ke rumah sang Nenek untuk mengemasi barang-barangnya. Ia ingin memberikan kepada warga kampung di sana barang yang masih bisa dipakai. Tanpa disangka ia menemukan amplop bergambar spiderman di laci meja rias Nenek.

Anak Nenek dengan penasaran membuka amplop ia melihat sebuah pesan tertulis di dalam kertas.

From : Nenek Janda
To: Warga kampung

"Siapapun yang membaca surat ini sampaikan kepada warga kampung ini bahwa kalung yang biasa nenek pakai merupakan gigi terakhir nenek yang patah, ini bukan kalung sakti yang membuat nenek tidak sakit-sakitan. Nenek memiliki fisik yang sehat karena nenek olah raga setiap hari. Tanyakan kepada Kakek Bryan kalau tidak percaya"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun