Prolematika Kesehatan Dalam Konteks Anak Jalanan Di Kota Kendari
Dunia dengan segala realita yang ada tak mungkin tetap, selalu saja ada perubahan sosial yang terjadi secara lamban maupun cepat. Perubahan social mengakibatkan berbagai konflik, anomali sosial, atau kesejahteraan. Semua akan berdampak secara multidimensi di segala seluk kehidupan. Masalah kehidupan dapat dilihat melalui segala bidang seperti ekonomi, psikologis, social, budaya, bahkan kriminal. Salah satu dari sekian banyak masalah, ada satu masalah yang klise dimana hingga saat ini pemerintah atau negara manapun di dunia ini belum dapat menyelesaikan masalah ini, terutama di Indonesia. Anak jalanan merupakan masalah klise yang terjadi di negara ini. Bagi masyarakat, anak jalanan lebih sering mengalami dekadensi moral yang diakibatkan oleh pergaulan dan pengaruh lingkungan yang tak biasa diajarkan tata krama seperti yang diajarkan pada anak-anak di sekolah pada umumnya. Padahal tak semua anak jalanan seperti itu. Bahkan, tak sedikit juga dari kalangan akademisi yang mengalami dekadensi moral jauh lebih parah dibanding anak jalanan. Perbedaan hanya terselubung dan transparan saja. Begitu pelik masalah yang dihadapi oleh bangsa ini. Tapi mengapa pemerintah kurang memperhatikan masalah yang menyangkut pada kesejahteraan rakyat, terutama generasi penerus bangsa yang merupakan agent of change atau agen perubahan? Apakah masalah anak jalanan ini terlalu sepele bagi sebagian anggota DPR dan MPR sehingga tidak terlalu penting untuk diselesaikan?
Kehidupan bebas di jalanan membuat anak-anak yang menetap di sana mejadi tumbalnya. Kerasnya kehidupan di jalan merusak masa depan mereka. Mereka tak mampu mengenyam pendidikan akibat harus membantu meringankan beban ekonomi keluarga dengan mengamen, mengemis, memulung sampah, bahkan sampai melakukan perbuatan yang melanggar hukum. Apa pantas seorang anak berusia 6 sampai 12 tahun hidup di jalan?
Seperti anak-anak pada umumnya, mereka yang tergabung dalam Yayasan Komunikasi Anak Jalanan Kendari (KOJAK) juga sering mengalami masalah kesehatan. Ditambah dengan aktivitas mereka yang dikatakan sering bergelut dengan “kotoran”. Hal ini diungkapkan oleh Erwin salah satu anak didik yang tergabung dalam KOJAK“saya sering sakit, biasanya diare sama demam, saya juga sering gatal-gatal, tapi tidak pernah ke dokter karena tidak ada uang, uangnya dipakai untuk makan “ujarnya.
Pentingnya Pelayanan dan Perencanaan Kesehatan seharusnya dirasakan dan dilaksanakan oleh semua lapisan masyarakat. Bukankah pembangunan kesehatan harus mencakup seluruh lapisan masyarakat? Itu yang kami ketahui sebagai Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas Haluoleo. Seluruh komunitas dalam masyarakat memiliki faktor resiko berbeda-beda yang dapat menimbulkan masalah kesehatan tersendiri. Termasuk Yayasan Komunikasi Anak Jalanan Kendari (KOJAK)
Setelah berinteraksi dan berdiskusi secara personal bersama mereka dan para pengurus KOJAK, kami melihat beberapa masalah kesehatan seperti kurangnya tingkat kebersihan dan pengetahuan mengenai kebersihan perseorangan dari para anak jalanan tersebut. Selain masalah utama yang kami temukan, ada beberapa masalah lain yang terjadi akibat dari masalah utama tersebut, mereka sering mengeluh mengalami gangguan kesehatan yaitu penyakit diare, gatal-gatal, dan ada beberapa anak yang mengeluh sering mengalami sakit gigi.
Mengenai gambaran masalah kesehatan yang potensial dialami,pada umumnya mereka krisis Hygiene perorangan. Solusi dari masalah tersebut, yakni dapat berupa penyuluhan kesehatan tentang kebersihan perseorangan, melakukan advokasi kepada kepala Pembina Komunikasi Anak Jalanan Kendari untuk membuat peraturan agar meningkatkan kedisiplinan anak jalanan dalam menjaga kebersihan diri dan lingkungan sehingga mengurangi risiko terkena penyakit. Agar lebih baik sebaiknya Perencanaan kesehatan tersebut disusun dalam bentuk Plan of Action (POA).
Setelah mendapat kesepakatan, implementasi program yang telah terencana, dilakukan evaluasi terhadap program yang telah ditentukan. Evaluasi yang dilakukan yaitu terkait apakah anak jalanan memahami dan menerapkan apa yang telah disuluhkan dan mampu mematuhi peraturan yang telah dibuat sebelumnya. Kegiatan evaluasi ini dilakukan 1 minggu setelah penyuluhan dan advokasi tersebut.
Dalam kegiatan tersebut, dipaparkan masalah kesehatan yang didapatkan selama observasi dan wawancara oleh peneliti serta perencanaan-pemecahan masalah yang diajukan oleh observatory kepada Komunikasi Anak Jalanan Kendari. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 27 Mei 2012 bertempat di lokasi Mesjid Agung Al-Kautsar Kendari yang dihadiri oleh peneliti, anak jalanan dan para pembina yang selalu membimbing dan mengarahkan para anak didiknya dalam hal ini anak jalanan yang tergabung dalam Yayasan Komunikasi Anak Jalanan Kendari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H