Mohon tunggu...
Khaidir Asmuni
Khaidir Asmuni Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas

Alumnus filsafat UGM

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Pengembangan Desa Tematik Pertanian dalam Program Makan Bergizi Gratis

24 Januari 2025   17:56 Diperbarui: 24 Januari 2025   18:03 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Presiden Prabowo Subianto bekerja tanpa hari libur. Semangat membara yang dimilikinya getok tular menyetrum rakyat agar selalu in charge. Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sudah berjalan lebih dari selikur mengepuli dapur-dapur dengan kobaran harapan yang menyala.

Dari desa desa, telinga telinga rakyat tak pernah tidur menanti kabar baik dari Pak Presiden. Meski mata terpejam, hati terus berdetak penuh asa. Terngiang pesan Presiden Prabowo: jangan bocor (korupsi), efisien dan tepat sasaran. Tiga pesan yang membutuhkan rasa tanggung jawab.

Anggaran MBG yang besar harus tepat sasaran. Ibarat mesiu yang ditembakkan dia harus mengena pada target. Tak boleh meleset.

Optimisme Desa Menangkap Peluang

Dapatkah desa desa di Indonesia menangkap dan menciptakan peluang dari anggaran yang dikucurkan melalui program MBG? Sejauhmana desa desa itu dapat bertransformasi menjadi desa yang memiliki kemampuan menyuplai kebutuhan pasokan MBG?

Dari Kementerian Desa merekomendasikan desa tematik yang memiliki potensi besar dan dapat menumbuhkembangkan struktur perekonomian desa dari Rp20 triliun anggaran untuk bahan baku MBG.

Desa tematik pertanian menjadi salah satu opsi menarik bagi pedesaan untuk mengembangkan diri dari anggaran MBG.
Selama ini desa tematik di Indonesia telah dikembangkan di sejumlah provinsi, namun sebagian besar mengaitkan desa tematik itu dengan tema pariwisata.
Desa tematik yang berkembang seperti desa batik, desa tematik sayuran, desa tematik penghasil madu, desa tematik ikan, desa tematik ayam/telur, desa sapi di kebun sawit, desa tematik penghasil buah dan sebagainya.

Namun apabila kita kaitkan dengan desa tematik yang bertujuan untuk menyuplai MBG, ada beberapa tinjauan yang sedikit berbeda, terutama dari sisi membangkitkan partisipasi masyarakat.

Selain itu, potensi sebagai penyuplai harus tepat melalui analisa tenaga kerja, populasi pedesaan, luas lahan pertanian untuk dikembangkan bahkan sampai ke bibit unggul dan akses pemupukan. Harus diingat, semua potensi ini harus dikelola dengan filosofis kebersamaan. Yang melibatkan partisipasi masyarakat desa.

Berdasarkan referensi dari berbagai literature yang direfleksikan terkait ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan apabila desa tematik pertanian ditujukan untuk menyuplai MBG, diantaranya:

Pertama, dalam upaya membaca potensi tematik dari sebuah desa, Pemerintah sebaiknya melibatkan kalangan kampus lokal atau perguruan tinggi di daerah yang menjadi sasaran untuk pengembangan desa tematik. Pasalnya, hal ini terkait langsung dengan hasil analisa, baik dari sisi potensi desa tersebut maupun partisipasi masyarakat yang mungkin dapat mendukung terwujudnya tema yang akan dikembangkan.
Dengan demikian dapat diwujudkan
desa tematik by design dengan perhitungan yang matang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun