Mohon tunggu...
Khaidir Asmuni
Khaidir Asmuni Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas

Alumnus filsafat UGM

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Ketika Presiden Prabowo Memformulasikan Sistem Kerja Kabinet Merah Putih

24 Oktober 2024   16:17 Diperbarui: 24 Oktober 2024   16:17 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beruntunglah Indonesia memiliki presiden yang cerdas. Yang harus menyusun kembali yang terfragmentasi. Menggabungkan yang terberai. Merangkai yang berpotensi. Menyabarkan yang "marah". Mempersatukan yang berlatar belakang sejarah antargenerasi. Hal ini terlihat saat Presiden Prabowo memformulasikan sistem dalam Kabinet Merah Putih yang dibentuknya.

Pertama, Presiden Prabowo harus mendamaikan old-minded tentang keberadaan kabinet yang dibentuknya. Antara zaken kabinet  dan kabinet sebagai representasi partai politik, harus didamaikan.

Ini tidak mudah. Unit unit sistem yang terbentuk dalam kabinet  harus saling mendukung untuk menuju Indonesia maju dan memiliki wawasan geo-politik memadai terhadap tantangan Indonesia ke depan yang kian berat.


Sebut saja, seperti perang, pangan, lingkungan dan ketertinggalan teknologi.

Konflik-konflik yang terjadi akibat pertentangan kepentingan antarparpol ataupun ego sektoral yang terjadi di dalam sistem kabinet tersebut tidak produktif untuk mendukung Indonesia menuju negara maju.

Sehingga tidak hanya dibutuhkan pemahaman yang luar biasa dari para elite politik, tapi juga kerelaan dan dedikasi guna mendapatkan tim kabinet yang fokus pada tujuan bangsa.

Prabowo membutuhkan tim agar tujuan bangsa on the track. Dengan membentuk tim terpadu yang memahami tugas yang harus dilakukan.sistem yang harus dibentuk oleh Indonesia untuk negara maju tersebut harus berdamai dengan persoalan politik yang ada di tanah air dan ini membutuhkan Pemahaman yang luar biasa dari para elite politik.

Anatomi Kabinet juga disusun menjadi suatu sistem yang utuh dari unit-unit yang ada. Dengan demikian didalamnya tidak akan terjadi ego sektoral, overlapping ataupun pemborosan. yang membuat segala kebijakan itu

Kedua, adalah tidak membuat frustrasi kalangan profesional yang ada di dalam kabinet. Ketika mereka harus melakukan kerja profesional yang memang itu dibutuhkan oleh negara, maka hal ini jangan diganggu oleh hal-hal yang membuat tujuan negara terdistorsi.

Saat Prabowo memanggil para menterinya, hal yang menarik ketika munculnya figur Abdul Mu'ti,  Stella Christie dan sejumlah profesional lain menunjukkan keseriusan Presiden Prabowo untuk menyelesaikan persoalan bangsa.

Para profesional dalam Kabinet Merah Putih ini dapat memberikan dampak yang luar biasa bagi Indonesia untuk mengejar ketertinggalan terutama di bidang teknologi.

Dunia akademis maupun dunia ilmuwan diharapkan kembali memiliki adrenaline dan mendapat pengaruh positif dari menteri menteri baru. Sehingga dapat dijawab mengapa Vietnam lebih dulu berhasil memproduksi mobil listrik dan mulai bicara di kancah Asean dalam tempo singkat.

Ketiga, Presiden Prabowo memang dituntut untuk melanjutkan pembangunan yang telah dilakukan sebelumnya. Tidak saja terkait dengan efisiensi anggaran tetapi juga waktu. Indonesia akan membutuhkan waktu yang lebih lama apabila hal itu tidak dilanjutkan.

Pembangunan berkelanjutan ini berdampak positif bagi Indonesia untuk mengejar ketertinggalan dari negara lain. Oleh sebab itu, Presiden Prabowo dituntut rela mendamaikan programnya sendiri dengan program yang ada sebelumnya.

Masyarakat tidak menampik bahwa para menteri Kabinet Merah Putih masih banyak wajah lama. Hal ini memang tidak harus selalu dipandang secara politis. Tetapi juga dari sisi keberlanjutan program-program yang sudah ada itu. Meskipun begitu harus ada langkah konkret yang lebih maju dari program baru sebagai sintesa dari program terdahulu yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan zaman.

Namun terkadang hal yang kontroversial memang terjadi saat masyarakat melihat keberlanjutan pembangunan sejumlah program strategis nasional. Secara politis, sebagian kalangan membenturkannya dengan program-program baru yang bersifat populis lainnya. Sikap Presiden Prabowo memang berbeda. Kematangan dan sikap kenegarawanannya lebih menonjol ketika publik menunggu apa yang akan dilakukannya ke depan.

Keempat, Presiden Prabowo membentuk kabinet yang berkarakter. Jangan mencari duit di APBN. Jangan korupsi. Jika tidak kerja harus siap dicopot. Di awal pelantikan, Kabinet Merah Putih mendapatkan pembekalan. Kedisiplinan dan kerja keras yang menjadi bagian dari karakter bangsa terus diterapkan.

Karakter bangsa tersebut akan menempatkan posisi Kabinet Merah Putih menjadi bagian yang harus diteladani oleh masyarakat. Bukan justru menjadi contoh yang buruk. Sebagai pembantu presiden Kabinet Merah Putih diharapkan berada di garis depan bagi pembentukan moral yang dapat dicontoh oleh rakyat. Karakter ini memiliki nilai di tengah ancaman moralitas di era global saat ini.

Sebagai presiden, Prabowo saat ini menjadi figur sentral sikap yang konsisten. Di saat Pilpres 2024 lalu, Prabowo menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa, menjauhkan timnya dari hujat menghujat dan menyebar kebencian. Hingga pada sikapnya yang tidak mendendam. Hal ini memberikan nilai tersendiri bagi masyarakat terhadap figur dirinya.


Prabowo tidak saja mengajarkan nilai Pancasila tetapi juga memenuhi kerinduan akan figur pemimpin yang tegas konsisten dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan.

Indonesia tampaknya harus benar-benar melakukan kebijakan-kebijakan yang "radikal' untuk melakukan perubahan menuju negara maju dan sejahtera. Tidak saja karena untuk mengejar ketertinggalan itu bangsa kita harus melakukan hal yang sangat cepat, tapi juga tuntutan kebutuhan. 

Jika kita gagal dan tetap menjadi banga yang biasa saja, maka 'bencana' ke depan lebih berbahaya. Karena situasi saat ini sudah sangat berbeda dengan masa satu dekade sebelumnya. Penduduk produktif bertambah sementara lapangan pekerjaan yang tersedia tidak bisa mengimbangi.

Filipina menargetkan menjadi negara maju  2038. Sedangkan Vietnam menargetkan jadi negara maju di 2042.

Kita berharap apa yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto dalam pembekalan para menteri kabinet akan memberikan visi dan komitmen yang sama bahwa tim kabinet itu adalah perintis dan pelopor Indonesia menuju negara maju dengan segudang tantangannya. (Khaidir Asmuni)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun