Ketiga, Presiden Prabowo memang dituntut untuk melanjutkan pembangunan yang telah dilakukan sebelumnya. Tidak saja terkait dengan efisiensi anggaran tetapi juga waktu. Indonesia akan membutuhkan waktu yang lebih lama apabila hal itu tidak dilanjutkan.
Pembangunan berkelanjutan ini berdampak positif bagi Indonesia untuk mengejar ketertinggalan dari negara lain. Oleh sebab itu, Presiden Prabowo dituntut rela mendamaikan programnya sendiri dengan program yang ada sebelumnya.
Masyarakat tidak menampik bahwa para menteri Kabinet Merah Putih masih banyak wajah lama. Hal ini memang tidak harus selalu dipandang secara politis. Tetapi juga dari sisi keberlanjutan program-program yang sudah ada itu. Meskipun begitu harus ada langkah konkret yang lebih maju dari program baru sebagai sintesa dari program terdahulu yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan zaman.
Namun terkadang hal yang kontroversial memang terjadi saat masyarakat melihat keberlanjutan pembangunan sejumlah program strategis nasional. Secara politis, sebagian kalangan membenturkannya dengan program-program baru yang bersifat populis lainnya. Sikap Presiden Prabowo memang berbeda. Kematangan dan sikap kenegarawanannya lebih menonjol ketika publik menunggu apa yang akan dilakukannya ke depan.
Keempat, Presiden Prabowo membentuk kabinet yang berkarakter. Jangan mencari duit di APBN. Jangan korupsi. Jika tidak kerja harus siap dicopot. Di awal pelantikan, Kabinet Merah Putih mendapatkan pembekalan. Kedisiplinan dan kerja keras yang menjadi bagian dari karakter bangsa terus diterapkan.
Karakter bangsa tersebut akan menempatkan posisi Kabinet Merah Putih menjadi bagian yang harus diteladani oleh masyarakat. Bukan justru menjadi contoh yang buruk. Sebagai pembantu presiden Kabinet Merah Putih diharapkan berada di garis depan bagi pembentukan moral yang dapat dicontoh oleh rakyat. Karakter ini memiliki nilai di tengah ancaman moralitas di era global saat ini.
Sebagai presiden, Prabowo saat ini menjadi figur sentral sikap yang konsisten. Di saat Pilpres 2024 lalu, Prabowo menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa, menjauhkan timnya dari hujat menghujat dan menyebar kebencian. Hingga pada sikapnya yang tidak mendendam. Hal ini memberikan nilai tersendiri bagi masyarakat terhadap figur dirinya.
Prabowo tidak saja mengajarkan nilai Pancasila tetapi juga memenuhi kerinduan akan figur pemimpin yang tegas konsisten dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan.
Indonesia tampaknya harus benar-benar melakukan kebijakan-kebijakan yang "radikal' untuk melakukan perubahan menuju negara maju dan sejahtera. Tidak saja karena untuk mengejar ketertinggalan itu bangsa kita harus melakukan hal yang sangat cepat, tapi juga tuntutan kebutuhan.Â
Jika kita gagal dan tetap menjadi banga yang biasa saja, maka 'bencana' ke depan lebih berbahaya. Karena situasi saat ini sudah sangat berbeda dengan masa satu dekade sebelumnya. Penduduk produktif bertambah sementara lapangan pekerjaan yang tersedia tidak bisa mengimbangi.
Filipina menargetkan menjadi negara maju  2038. Sedangkan Vietnam menargetkan jadi negara maju di 2042.