1) GoPay: Dengan fitur "Split Bill", pengguna bisa membagi tagihan secara otomatis di grup. Praktis untuk teman-teman yang sering nongkrong atau patungan.
2) Jenius: Jenius menyediakan fitur Split Bill yang langsung terintegrasi dengan rekening pengguna. Pembagian tagihan jadi lebih simpel karena semua sudah terkoneksi.
3) Line Bank: Meski baru, Line Bank memiliki potensi untuk mengembangkan fitur ini lebih luas.
Namun, meski teknologinya sudah ada, fitur ini belum sepenuhnya populer di kalangan Gen Z, terutama di luar Pulau Jawa. Faktor akses internet dan kebiasaan berbagi tagihan secara manual masih menjadi tantangan.
Perbandingan: Në¹µ vs Split Bill di Indonesia
Sistem pembayaran split bill di Korea Selatan melalui aplikasi Në¹µ sangat populer, khususnya di kalangan generasi muda atau generasi MZ (Milenial dan Gen Z). Sebaliknya, di Indonesia, fitur split bill masih terbatas penggunaannya, terutama di wilayah perkotaan besar, dan belum merata ke seluruh daerah.
Dari segi kemudahan, Në¹µ menawarkan integrasi otomatis dengan aplikasi utama seperti KakaoTalk dan KakaoPay. Sementara itu, aplikasi serupa di Indonesia mengharuskan pengguna untuk memulai inisiasi secara manual, yang cenderung kurang praktis.
Keamanan juga menjadi salah satu keunggulan Në¹µ, dengan menggunakan teknologi enkripsi tingkat tinggi dan autentikasi biometrik. Di sisi lain, aplikasi split bill di Indonesia menunjukkan variasi dalam keamanan, bergantung pada aplikasi yang digunakan, sehingga belum konsisten.
Terakhir, aksesibilitas sistem Në¹µ di Korea Selatan sudah merata di seluruh negeri, didukung oleh infrastruktur digital yang memadai. Namun, di Indonesia, akses masih belum merata, terutama karena keterbatasan infrastruktur yang masih menjadi tantangan utama.
Apa yang Bisa Dipelajari Indonesia dari Korea?
Indonesia dapat belajar dari Korea Selatan dalam mengembangkan sistem split bill yang inklusif dan merata. Salah satu langkah penting adalah mengintegrasikan fitur ini ke dalam aplikasi populer seperti GoPay, OVO, atau Dana, sebagaimana Korea melakukannya melalui KakaoTalk dan KakaoPay. Strategi ini memudahkan akses tanpa perlu aplikasi tambahan. Namun, tantangan utama di Indonesia adalah literasi digital dan akses internet yang belum merata. Korea Selatan mengatasi hal ini dengan mengajarkan literasi digital sejak dini di sekolah serta mengadakan kampanye edukasi kreatif, yang bisa diadopsi Indonesia untuk meningkatkan pemahaman generasi muda terhadap teknologi fintech.